Menularkan Energi Positif

Oleh Eileen Rachman dan Emilia Jakob

Pernahkah Anda bertemu dengan seseorang yang membuat Anda merasa kelelahan setelah beberapa saat bersamanya? Bisa karena keinginan mereka untuk terus menjadi pusat perhatian ataupun sikap negatif yang disebarkan.

Mereka bisa disebut sebagai energi vampires karena seolah-olah menyedot energi kita. Sebaliknya, kita juga pasti pernah mengalami bertemu dengan seseorang yang membuat kita begitu bersemangat, penuh energi, dan terinspirasi untuk melakukan yang terbaik.

Energi memang dapat menular, baik positif maupun negatif. Energi relasional adalah kekuatan yang dihasilkan dari hubungan antar-individu yang bisa membangun, menginspirasi, memperbaharui kinerja sekelilingnya, atau sebaliknya mendemotivasi.

Emma Sepalla dari Yale University dan Kim Cameron dari University of Michigan, membuat studi mengenai kekuatan energi relasional ini. Mereka berpendapat bahwa energi tidak sekadar emosional, tetapi juga merupakan salah satu prediktor terkuat terhadap kesuksesan atau kegagalan kepemimpinan dan organisasi.

Cameron mendefinisikan energi positif sebagai kekuatan hidup yang memperkuat koneksi manusia. Fenomena ini dikenal heliotropic effect, seperti tumbuhan yang secara alami tertarik pada matahari yang memberinya kehidupan, demikian juga manusia akan meningkat energi kehidupannya ketika berdekatan dengan energi positif.  

Energi positif bukanlah kepura-puraan atau optimisme palsu. Ini adalah ekspresi nilai-nilai yang autentik, seperti empati, kasih sayang, kejujuran, dan penghargaan.

Positive energizer bukan bakat bawaan

Energi positif menyebar melalui interaksi sosial, perilaku, dan tindakan nyata. Studi Cameron menemukan bahwa energi relasional positif bersifat selfenhancing, artinya semakin banyak digunakan, semakin kuat dampaknya.

Ini berbeda dengan energi fisik atau mental yang cenderung menurun setelah digunakan karena individu akan merasa lelah.  

Energi positif justru akan menjadi semakin berlipat ganda ketika digunakan karena pemberi pun akan menerima pantulan kembali energi positif dari si penerimanya. Ingat, betapa ringan dan gembira hati kita setelah kita memberikan bantuan pada orang lain yang menerimanya dengan gembira.

Penelitian Cameron dan timnya menunjukkan bahwa individu yang dikelilingi positive energizers tidak hanya merasa lebih baik, tetapi juga lebih produktif, lebih kreatif, dan lebih engage.

Jokowi Masuk Nominasi Pemimpin Terkorup, ICW Kena Doxing dan Kami Tidak Takut!

Masuknya nama Joko Widodo dalam nominasi pemimpin dengan kategori “Kejahatan Terorganisasi dan Korupsi 2024”...

Motion Graphics untuk Mahasiswa dengan Autistic Spectrum Disorder

Binus University meluncurkan proyek inovatif Motion Graphics sebagai bagian dari komitmennya menciptakan lingkungan belajar...

Fokus, Kekuatan Super pada Era Disrupsi

Oleh Eileen Rachman dan Emilia JakobBayangkan hidup sehari tanpa ponsel. Sanggupkah? Bagi kita saat...

- A word from our sponsor -

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here