Ngeri-ngeri sedap ngeliat kondisi ekonomi dan hukum Indonesia akhir-akhir ini. Kayaknya, kita lagi menghadapi krisis yang lebih dalam dari yang kita kira. Investasi besar-besaran di infrastruktur, yang seharusnya jadi solusi, malah kayak buang-buang duit aja. Biayanya terus nambah, tapi manfaatnya belum kerasa.
Sementara itu, industri lama berbasis manufaktur (generasi 1.0) pada gulung tikar, sedangkan industri berbasis teknologi (4.0) malah lebih milih Vietnam buat ekspansi.
Sumber daya alam kita juga dieksploitasi habis-habisan tanpa kontrol yang jelas. Sistem hukum? Jangan ditanya, makin kacau aja. Korupsi merajalela, bahkan dana hasil sitaan bisa raib begitu aja. Regulasi yang buruk diperparah dengan integritas para regulator yang hancur karena korupsi sistemik.
Nggak cuma itu, hubungan sipil-militer juga mulai memanas lagi, kayak mau balik ke zaman Orde Baru yang gelap. Generasi X dan Baby Boomers kayaknya ninggalin warisan yang bikin kita semua was-was: dunia yang terjebak dalam evolusi terbalik. Kalau nggak ada perubahan drastis, generasi Alpha bakal menghadapi tantangan yang jauh lebih berat.
Pendapatan Pajak Jeblok, Defisit Anggaran Meningkat
Di dua bulan pertama 2025, pendapatan pajak Indonesia turun drastis sampai 30,2%. Akibatnya, defisit anggaran melonjak jadi 31,2 triliun rupiah (0,13% dari PDB). Meski begitu, pemerintah masih ngotot mempertahankan proyeksi defisit 2025 di angka 2,53% dari PDB.
Presiden Prabowo Subianto memilih buat motong anggaran di berbagai sektor, termasuk pendidikan dan kesehatan, buat mendanai program prioritas. Langkah ini bikin banyak orang geram dan memicu protes besar-besaran yang dikenal sebagai “Indonesia Gelap”. Tapi anehnya, popularitas Prabowo tetap tinggi, bahkan mencapai 80%.
Meski pemerintah berusaha meningkatkan investasi infrastruktur, penurunan pendapatan pajak dan pemotongan anggaran bisa bikin proyek-proyek ini mandek. Ini jelas bikin investor mikir dua kali buat masuk ke Indonesia.
Industri 4.0: Indonesia Ketinggalan dari Vietnam
Indonesia sebenarnya udah meluncurkan Pusat Industri Digital Indonesia 4.0 (PIDI 4.0) buat mempercepat transformasi industri menuju Industri 4.0. Tapi, negara tetangga kayak Vietnam udah lebih dulu menarik banyak investasi di sektor ini. Jadi, Indonesia kayaknya ketinggalan kereta dalam persaingan regional.