Home Business Dairi Alami, Ekspansi Saat Pandemi

Dairi Alami, Ekspansi Saat Pandemi

0
Dairi Alami, Ekspansi Saat Pandemi

Oleh Suryo Winarno

Dampak pandemi Covid dipercaya masyarakat dan pimpinan negara hanya berefek negatif. Karena di negara pandemi Covid penyebab kegiatan bisnis turun dan usaha tutup sehingga pandemi dianggap negatif tanpa anomali. Namun di Indonesia pandemi memiliki efek positif industri dairi. Hal ini ditunjukkan industri dairi ekspansi dan renovasi sebelum dan selama pandemi.

Sebelum pandemi (2019) PT Nestle Indonesia berekspansi membangun pabrik minuman susu cair coklat siap dikonsumsi (ready to drink) di Kawasan Industri Surya Cipta, Karawang, Jawa Barat. Pabrik minuman susu cair coklat produksi saat pandemi tahun pertama (2020).

Pandemi covid tahun ke dua (Mei 2021) PT Nestle Indonesia membangun pabrik baru susu cair siap UHT dan susu cair siap dikonsumsi di Kawasan Industri Batang, Jawa Tengah. Selain itu, PT Nestle Indonesia memperluas pabrik susu di Pasuruan dan pabrik coklat di Lampung, dengan nilai investasi ketiga pabrik senilai Rp 3,1 triliun.

Group Jarum melalui PT Dairi Alami membangun pabrik susu cair terpadu di Subang tahun 2019. Dairi Alami membangun pabrik susu cair bersama peternakan sapi perah beroperasi pada Agustus 2020.

Sedangkan PT Global Dairy di Tangerang yang dimiliki investor Malaysia membangun susu kental manis sejak 2019, kini tahap comisioning mesin produksi dengan target produksi komersial tahun ini.

PT Frisianflag Indonesia (Susu Bendera) membangun pabrik baru di Cikarang, Bekasi, Maret 2021. Investasi Frisianflag Indonesia senilai Rp 3,8 triliun guna memproduksi 244 juta liter susu cair dan 476.000 ton krimer kental manis per tahun. Sebelumnya perusahaan susu asal Belanda memiliki pabrik susu di Cijantung, Jakarta Timur sejak 1970.

PT Indofood Sukses Makmur melalui PT Indolakto melakukan renovasi pabrik minuman ringan menjadi pabrik susu cair UHT di Sukabumi sejak 2019, mulai berproduksi komersial saat pandemi memasuki tahun kedua (2021).

Tahan Pandemi

Industri dairi (pengolahan susu) merupakan industri makanan yang dibolehkan beroperasi ditengah pandemi Corona karena jenis bisnis kritikal. Sehingga industri susu masuk kelompok usaha tanpa mengenal PHK, bahkan terjadi penambahan karyawan saat pandemi. Tiga alasan industri dairi bertahan saat badai krisis memasuki pandemi tahun kedua.

Pertama, makanan bernutrizi lengkap. Susu dibutuhkan manusia mengingat kandungan nutrizi lengkap mencakup karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral.

Mengacu kandungan nutrisi lengkap maka kita sekali minum susu tercukupi kebutuhan nutrizi yang diperlukan tubuh. Karenanya, pasca minum susu langsung segar dan kenyang dalam batas tertentu.

Pertanyaanya, apakah tidak ada makanan dan minuman lain sekali konsumsi kenyang? Tentu ada namun nutrizinya kurang lengkap. Misalnya, konsumsi nasi. Perut bisa kenyang konsumsi nasi karena kandungan karbohidrat tapi kurang nutrisi protein, vitamin, dan mineral.

Konsumsi ikan dan telur. Perut dapat kenyang jika makan ikan dan telur dalam batas tertentu, namun kita terpenuhi nutrisi protein. Nutrisi lainnya akan kurang terpenuhi dalam ikan dan telur, misalnya, karbohidrat sehingga mudah lapar kembali.

Kedua, minuman instan. Sebagai produk minuman instan, konsumsi susu kini menjadi produk minuman yang digemari milenial sesuai karakter anak muda yang suka instan, ingin beraktivitas cepat, dan mandiri tanpa perlu persiapan untuk dikonsumsi karena kesibukan belajar, bekerja, aktivitas lainnya.

Ketiga, nutrizi pasien pandemi. Susu memiliki kelebihan nutrizi protein, vitamin, dan mineral. Pandemi tinggi menimbulkan kebutuhan nutrisi tinggi yang berguna menjaga kesehatan. Kondisi infeksi tinggi menjadikan permintaan susu tinggi (viral susu cair Bear Brand).

Pasien infeksi Covid bergejala ringan dan sedang diberikan vitamin C, D, dan Zink oleh paramedis untuk memelihara kesehatan prima sehingga pasien tidak mudah lelah dan segar meski bekerja. Karena alasan itu, varian jenis susu jadi rebutan konsumen perkotaan yang sadar kesehatan.

Kualitas dan Konsumen

Kualitas produk susu seperti apakah yang dapat menjaga kesehatan manusia? Paling mudah mengetahui kualitas susu membaca di kemasan bagian luar produk. Dengan membaca komposisi nutrisi, kita bisa mencermati kandungan nutrisi secara lengkap.

Berdasarkan komposisi nutrisi dan kemasan (kaleng/karton) diketahui harga sesuai kantong kita. Dalam kaitan ini disarankan membeli susu berkemasan karton karena harga lebih murah tapi konsumen mendapatkan produk sesuai kebutuhan keluarga dan nutrisi terpenuhi.

Sebagai gambaran 100 ml susu sapi mengandung air 88,3 gram, energi 3,2 gram, protein 3,2 gram, lemak 3,5 gram, karbohidrat 4,3 gram, kalsium 143 miligram, fosfor 60 miligram, zat besi 60 miligram, natrium 36 miligram, kalium 149 miligram, zink 0,3 miligram, vitamin A sebesar 39 microgram, betakaroten 12 microgram, vitamin B1 0,03 miligram, vitamin B2 0,18 milig, vitamin C sebesar 1 miligram.

Bagaimana peta konsumsi susu di Indonesia? Ternyata konsumsi makanan dan minuman instan selalu naik tiap tahun. Sebagai bukti konsumsi makanan dan minuman instan sebesar 26,66% tahun 2015, meningkat jadi 33,98% tahun 2018, dan naik lagi menjadi 35,12% tahun 2019.

Selama pandemi (2020) jumlah kelas atas (elite) memiliki pertumbuhan tertinggi 176 persen dengan pengeluaran Rp 7.500.000 per bulan. Komunitas orang berpengaruh (effluent) memiliki pertumbuhan kelompok 150 persen dengan pengeluaran Rp 5.000.000 – 7.500.000 per bulan.

Kelas menengah atas (upper midle) mempunyai pertumbuhan komunitas 113 persen, dengan pengeluaran Rp 3 -5 juta per bulan. Kelas menengah (midle) tumbuh 64 persen, dengan pengeluaran Rp 2-3 juta per bulan. Masyarakat kelas menengah bawah (emerging midle) punya pertumbuhan 14 persen dengan pengeluaran Rp 1,5 – 2 juta per bulan.

Golongan masyarakat aspirant dan poor (miskin) memiliki pertumbuhan kelompok negatif. Masing-masing kelompok tumbuh minus 27 persen dan 56 persen, dengan pengeluaran Rp 1.000.000 – Rp 1.500.000 per bulan dan dibawah Rp 1.000.000 per bulan (BCG). Dengan demikian, ekspansi perusahaan susu ditengah pandemi Covid tidak terhalangi mencari konsumen alias pelanggan.

Suryo Winarno, Praktisi Kesehatan Kerja dan Lingkungan di Industri Makanan dan Minuman

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here