SETELAH melawat ke Ambon, Maluku, Kota Palu, Sigi dan Parigi Moutong di Sulawesi Tengah dan Kota Pekanbaru di Riau, kelompok orkestra Ocas dari kota Asturias, Spanyol mengakhiri kunjungannya dengan menggelar konser penutup Vinculos for Indonesia 2018, berkolaborasi bersama Riau Rhythm Chambers, di Teater Besar Taman Ismail Marzuki, Jakarta pada Senin malam, 20 Agustus.
Selama tiga pekan, Orkestra OCAS melawat dan bermusik ke Maluku, Sulawesi Tengah, Riau dan berakhir di Jakarta.
Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Hilmar Farid, Ph.D. menyampaikan, “Kami bersyukur dan bahagia bahwa rangkaian konser Vinculos untuk Indonesia 2018 yang dilaksanakan dengan penuh cinta dan antusiasme oleh Orquesta De Camara De Siero (Ocas/Siero Chambers Orchestra) serta disambut dengan penuh kehangatan dan persahabatan oleh masyarakat Indonesia telah dihelat dengan gemilang sejak kunjungan pertama di Ambon, Maluku hingga ke Palu, Sigi dan Parigi Moutong di Sulawesi Tengah dan Pekanbaru di Riau.”
Lebih jauh Hilmar menjelaskan bahwa dengan tema menebarkan semangat solidaritas, perdamaian, persatuan dalam kemajemukan (solidarity, peace and unity in diversity), kegiatan Vinculos untuk Indonesia 2018 yang bertepatan dengan peringatan 60 tahun hubungan diplomatik Republik Indonesia dan Kerajaan Spanyol diakhiri di Ibukota Indonesia, Jakarta dengan sebuah persembahan istimewa bersama Riau Rhythm Chambers mensajikan komposisi-komposisi hasil kerjasama selama lawatan Ocas kali ini di Maluku, Sulawesi Tengah dan Riau.
Sementara itu Staf Koordinator Bidang Kebudayaan, Kedutaan Besar Spanyol untuk Indonesia, Beatriz Chivite menyampaikan rasa terima kasih kepada Pemerintah dan masyarakat Indonesia serta merasa terhormat meraih sambutan hangat atas keberhasilan perhelatan akbar Vinculos for Indonesia 2018 dalam suasana perayaan 60 tahun jalinan hubungan diplomatik antara Pemerintah Republik Indonesia dan Kerajaan Spanyol. Lawatan kelompok orkestra Ocas dalam konser Vinculos Untuk Indonesia merupakan cerminan hubungan kedua negara yang semakin harmonis dan kuat. Walaupun kedua negara memiliki bahasa yang begitu berbeda, namun bahasa musik sekali lagi terbukti mampu mengatasi halangan yang ada untuk mempererat hubungan tidak hanya negaranya namun juga orang-orangnya, seperti yang terjadi di malam yang indah ini. Beatriz berharap masyarakat Indonesia dapat menikmati konser pamungkas yangakan dihelat Senin malam.
Direktur sekaligus konduktor musik orkestra Ocas, Manuel Angel Paz Vasquez mengatakan bahwa penampilan dan kerjasama mereka sepanjang Vinculos for Indonesia 2018 baik bersama Kelompok Musik Tradisional Kakoya, Tahuri dari Ambon, Palu Percussion dari Sulawesi Tengah dan Riau Rhythm Chambers bersama musisi tahuri Hatumuri adalah pengalaman paling berkesan dalam hidup, walaupun harus melalui proses yang cukup rumit, seluruh konser yang dilewatinya begitu mengagumkan dan berhasil mempersembahkan harmoni dari dua dunia yang berbeda. Pendeknya, lewat bahasa musik yang universal, jalinan hubungan kedua negara menjadi semakin erat dan hangat.
Konduktor OCAS Manuel Vasquez: Lewat lawatan musik Vinculos untuk Indonesia, jalinan persahabatan Spanyol – Indonesia jadi makin erat dan hangat.
Sementara itu, salah satu penggagas konser Vinculos Untuk Indonesia, Carmen Caballero Fernadez mengatakan bahwa konser kali ini di Indonesia adalah pengalaman yang paling mengesankan bagi kelompok orkestra Ocas, karena kami berkesempatan untuk datang ke berbagai tempat yang indah di penjuru Indonesia dan menemukan tidak hanya kehangatan dan persahabatan masyarakat Indonesia namun juga keragaman serta keunikan seni dan budaya negeri yang besar ini.
Konser penutup Vinculos Untuk Indonesia 2018 akan membawakan sejumlah lagu hasil kerjasama selama kelompok orkestra Ocas melawat di Indonesia. Dari Maluku akan dibawakan tiga lagu, yaitu Goro-gorone, Ayo Mama dan Huhate. Sementara dari Sulawesi Tengah ada dua komposisi yaitu Sampesuvu Road dan Posisani. Orkestra Ocas juga akan membawakan dua lagu berlatar budaya Melayu Riau yang merupakan gubahan dari Riau Rhythm Chambers berjudul Satelite of Zapin dan Sound of Suvarnadvipa.
Pemimpin Riau Rhythm Chambers, Rino Dezapaty menyampaikan, “Komposisi Satelite of Zapin, saya tulis tahun 2003 berkisah tentang musik zapin Melayu yang tumbuh dan berkembang dari dalam istana Kerajaan Siak Sri Inderapura. Dengan gaya kontemporer saya ingin menduniakan musik zapin. Sementara lagu Sound of Suvarnadvipa yang ditulis tahun 2014 menceritakan tentang proto Melayu, kalimat yang tepat untuk menandakan fase sejarah Hindia kecil yang ditulis Hit Tsing, seorang pendeta dari Kanton yang mengembara dan menemukan pulau Sumatera ini.” (Ilustrasi: Pixabay)