KEMENTRIAN Perindustrian gencar melakukan berbagai upaya, menjadikan Indonesia, sebagai kiblat fashion muslim dunia. Setelah Februari yang lalu menggelar Moslem Festival, Kementerian Perindustrian kembali menyelenggarakan Indonesia Moslem Fashion Expo2018, di Jakarta, selama sepekan.
Usai penutupan pameran dan penyerahan hadiah lomba mewarnai dan fashionshow, Sabtu (6/10), Dirjen Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kemenperin, Gati Wibawaningsih menyatakan, salah satu tujuan diadakannya lomba adalah supaya sejak dini anak-anak sudah belajar mencintai produk dalam negeri, dan juga mereka dapat melahirkan kreativitas.
“Kreativitas akan menjadi kunci, sampai pada akhirnya mereka bisa belajar membuat sendiri produknya, sebagai cikal bakal menjadi pengusaha, yang menjadikannya sebagai basis industri,” tuturnya kepada PADUSI.id.
“Kami melihat industri fashion merupakan sektor yang mampu meningkatkan nilai tambah dari industri tekstil.”
Kini dapat disaksikan, tidak saja industri fashion, khususnya busana muslim juga bertambah banyak, baik dari sisi produksi, sekaligus juga para pengusaha dan desainernya.
Indonesia berpeluang besar menjadi kiblat busana muslim di dunia tahun 2020. Selain didukungdengan kekuatan pasar sebagai salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk muslim terbanyak di dunia, Indonesia juga sudah punya berbagai jenis industri fashion yang berdaya saing global.
“Di samping itu, desainer-desainer kita semakin tumbuh dan berkembang. Kami melihat industri fashion merupakan sektor yang mampu meningkatkan nilai tambah dari industri tekstil. Makanya, ini yang perlu terus didorong,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto seusai membuka secara resmi gelaran Indonesia Moslem Fashion Expo2018 di Jakarta.
Menurutnya, industri fashion dikategorikan sebagai salah satu sektor strategis dan prioritas dalam pengembangannya. Hal ini lantaran telah mampu memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional.
“Industri fashion menjadi penghasil devisa cukup besar, dengan nilai ekspor pada Januari-Juli 2018 mencapai USD8,2 miliar atau naik 8,7 persen dibanding periode yang sama tahun lalu,” ungkapnya. Sepanjang tahun 2017, tercatat nilai ekspor produk fesyen nasional tembus hingga USD12,23 miliar.
“Dengan performance tersebut, menunjukkan produk fashion kita sudah diakui kualitasnya dan banyak diminati oleh mancanegara,” tegas Airlangga. Saat ini, market share produk fashion tanah air menguasai 1,9 persen dari pasar dunia.
Prestasi tersebut menempatkan Indonesia masuk dalam jajaran lima besar dari negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI) yang menjadi pengekspor fesyen muslim terbesar di dunia, setelah Bangladesh, Turki, Maroko, dan Pakistan. “Kami terus memperluas pasar ekspor, yang selama ini masih didominasi ke negara-negara sekitar seperti ASEAN dan negara-negara di Timur Tengah,” imbuhnya.
Tidak saja industri fashion, khususnya busana muslim juga bertambah banyak, baik dari sisi produksi, sekaligus juga para pengusaha dan desainernya.
Pasar Busana Muslim Dunia
Global Islamic Economy memprediksi pertumbuhan pasar busana muslim dunia di tahun 2020 akan mencapai USD327 miliar. “Peluang pasar ini yang perlu kita rebut, karena industri fesyen kita sudah mampu kompetitif di kancah internasional termasuk peran dari sektor industri kecil dan menengah (IKM),” paparnya.
Oleh karena itu, Kemenperin semakin memacu daya saing IKM dan desainer fashion muslim di Indonesia,untuk terus berinovasi, meningkatkan produktivitasnya serta memperkuat brand-nya sehingga mampumenembus pasar ekspor. Apalagi, saat ini bergulirnya era revolusi industri 4.0 menuntut pelaku usahaagar memanfaatkan teknologi digital atau mengintegrasikan internet dengan lini produksinya.
Penerapan industri 4.0 akan meningkatkan efisiensi, produktvitas, dan kualitas bagi sektor manufaktur. “Di dalam peta jalan Making Indonesia 4.0, satu dari lima sektor yang akan menjadi pionir adalah industri tesktil dan pakaian. Ini juga akan menjadi potensi pengembangan bagi industri busana muslim di Indonesia,” paparnya.
Gati Wibawaningsih menyampaikan, pihaknya terus berupaya untuk mengintegrasikan sektor hulu dan hilir dalam memajukan industri busana muslim nasional. Salah satu langkah strategisnya, yakni melalui kemitraan desainer dengan pelaku IKM fashion di dalam negeri.
“Kami aktif mendorong terciptanya ekosistem bisnis di sektor IKM fesyen muslim. Selain itu, kami memfasilitasi desainer kita terlibat dalam berbagai pameran dan fashion show baik di dalam maupun luar negeri, sehingga visi Indonesia menjadi kiblat busana muslim dunia dapat terwujud,” tuturnya.
Dalam hal ini, Indonesia Moslem Fashion Expo2018 menjadi momen tepat untuk mempromosikan berbagai produk busana muslim Indonesia ke masyarakat luas. Kegiatan tersebut terselenggara berkat kerja sama Kemenperin dengan para desainer yang tergabung dalam tim Modest Fashion Project (MOFP). Selain itu juga didukung oleh Wardah Kosmetik, PT Shafco Coorporation, PT. Faber Castell Indonesia, Sparks Fashion Academy, dan CV. Helloholo Group.
Pameran yang berlangsung selama enam hari ini, diikuti 50 brand yang terdiri atas pelaku IKM fesyen, perhiasan, aksesoris, dan kosmetika. Selain pameran, juga dilaksanakan lomba fashion show dan mewarnai pada Sabtu, 6 Oktober 2018. (Nonie Mariani S.)