Perekrutan Tenaga Ahli Wanita Jadi Tantangan 

Laporan Fortinet: Kesenjangan Keahlian Bidang Keamanan Siber Sumbang 80 Persen dari Pelanggaran Siber 

Fortinet®, perusahaan global bidang solusi keamanan siber merilis 2022 Cybersecurity Skills Gap Report. Laporan global ini mengungkap bahwa kekurangan keahlian keamanan siber terus menerus menghadapi banyak tantangan dan konsekuensi bagi organisasi-organisasi, termasuk insiden pelanggaran keamanan, dan berlanjut pada kerugian finansial. 

Akibatnya, kesenjangan keahlian tetap menjadi perhatian utama bagi para eksekutif level-C dan semakin menjadi prioritas di level dewan. Laporan juga menyarankan cara bagaimana menjawab isu kesenjangan keahlian, seperti melalui pelatihan dan sertifikasi untuk meningkatkan edukasi para karyawan. 

Menurut laporan ISC2 dalam 2021 Cyber Workforce Report, tenaga kerja bidang keamanan siber global perlu bertambah sebesar 65 persen agar dapat dengan efektif menjaga asset penting organisasi. Meskipun jumlah tenaga profesional yang dibutuhkan untuk mengisi kesenjangan menurun dari 3,12 juta menjadi 2,72 juta setahun belakangan, angka ini masih jadi kekosongan yang signifikan yang membuat organisasi-organisasi menjadi rentan.

Laporan Fortinet menunjukkan banyaknya resiko akibat dari kesenjangan keahlian keamanan siber. Paling nyata terlihat, dari 10 organisasi yang disurvei, 8 organisasi mengalami pelanggaran data setidaknya satu kali yang mereka akui terkait dengan isu kurangnya keahlian atau kesadaran keamanan siber. Survei juga menunjukkan bahwa secara global, sebanyak 64 persen organisasi mengalami pelanggaran data yang berakibat pada kerugian pendapatan, biaya dan/atau denda pemulihan.

Dengan meningkatnya beban kerugian akibat pelanggaran data di segi keuntungan dan reputasi organisasi, keamanan siber menjadi prioritas di level dewan. Secara global, 88 persen dari organisasi-organisasi yang memiliki dewan direksi melaporkan bahwa dewan menanyakan secara mendetail tentang keamanan siber. Dan 76 persen organisasi memiliki dewan direksi yang merekomendasikan kenaikan tenaga kerja di bidang IT dan keamanan siber.

Memajukan Keahlian Keamanan Siber Melalui Pelatihan dan Sertifikasi

Laporan kesenjangan keahlian Fortinet menunjukkan bahwa pelatihan dan sertifikasi adalah solusi penting bagi organisasi yang ingin mengatasi lebih lanjut masalah kesenjangan keahlian.

Laporan ini mengungkapkan bahwa 95 persen pimpinan organisasi percaya bahwa sertifikasi yang berfokus pada teknologi memberikan dampak positif pada peran dan tim mereka. Sementara itu 81 persen pimpinan organisasi lebih memilih mepekerjakan orang yang memiliki sertifikasi. Selain itu, 91 persen responden menyatakan bahwa mereka berniat membayar agar karyawan mendapatkan sertifikasi siber. Satu alasan utama sertifikasi menjadi sangat dihargai adalah karena kevalidannya meningkatnya pengetahuan dan kesadaran keamanan siber.  

Selain menghargai sertifikasi, 87 persent organisasi telah menerapkan program pelatihan untuk meningkatkan kesadaran siber. Namun, 52 persen dari para pimpinan perusahaan meyakini bahwa pekerja mereka masih kurang memiliki pengetahuan yang diperlukan, yang membuat keefektifan program kesadaran keamanan yang ada saat ini dipertanyakan.

Umana Bali, LXR Rayakan Ulang Tahun Pertama dengan Perayaan Spesial Selama 3 Hari

Umana Bali, properti dari LXR Hotels & Resorts, baru saja merayakan ulang tahun pertamanya...

89% Generasi Milenial dan Gen Z Optimis pada Masa Depan

Meskipun Keduanya Mengkhawatirkan Pekerjaan, Pendidikan, dan KesehatanDi Indonesia, ketika berbicara terkait masa depan Generasi...

Kenalkan AI dalam Strategi Digital Marketing, MAXY Academy Gelar Webinar SEO dengan AI Gratis

Surabaya, 18 November 2024 – "SEO bukan hanya soal kata kunci, tetapi bagaimana kita...

- A word from our sponsor -

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here