Berkembang di Tengah Kesibukan

Oleh Eileen Rachman & Emilia Jakob

Banyak pemimpin yang cukup peka dan menyadari kekurangan-kekurangan dalam kepemimpinannya. Ia tahu, ada kesenjangan yang cukup jauh dalam hal kemampuan antara dia dan bawahan tetapi tidak tahu bagaimana cara menjembataninya.

Ia juga sadar, tidak semua bawahannya engaged dan memiliki pemikiran yang sejalan dengannya, tetapi ia pun merasa kesulitan untuk menjual visinya kepada mereka agar mereka mau mengikuti arahannya dengan sukarela.

Ada kalanya mereka juga merasa kewalahan dengan load pekerjaan yang begitu bertubi-tubi dan tidak tahu bagaimana mengelola dan memberdayakan timnya sehingga semua dapat berkontribusi secara optimal.

Mereka tahu, daya kepemimpinannya memang harus segera ditingkatkan namun banyak yang merasa seluruh waktu dan energinya sudah habis dengan operasional bisnis organisasi yang menjadi tanggung jawab utama mereka. “The show must go on,” kata mereka, lepas dari bagaimanapun kualitas kepemimpinan mereka saat ini.

Kita sering tidak menyadari, meningkatkan keterampilan tidak selalu harus dilakukan dalam bentuk pelatihan yang mengharuskan kita melepaskan diri dari pekerjaan sehingga perlu benar-benar mencari waktu yang tepat. Sebenarnya peningkatan keterampilan kepemimpinan kita ini dapat dilakukan melalui pekerjaan sehari-hari dan justru akan memiliki dampak yang lebih kuat karena terimplementasi langsung di lapangan.

Banyak riset mengenai pengembangan diri yang menunjukkan, hasil yang kuat didapatkan dari kombinasi antara program pelatihan terstruktur, bimbingan dan praktik langsung di lapangan, dengan komposisi 10 persen program pelatihan, 20 persen bimbingan dari atasan maupun para ahli, sisanya sebanyak 70 persen justru didapatkan melalui praktik-praktik langsung di lapangan.

Jadi, bagaimana bentuk pengembangan ini? Bagaimana kita akan memulainya?

Benahi state of mind

Kepemimpinan bukan job title. Kepemimpinan adalah state of mind. Seorang pemimpin perlu memiliki keinginan untuk melayani unit yang ia pimpin. Ia harus memiliki keinginan untuk membimbing dan mengembangkan mereka hingga mereka dapat mengembangkan potensi yang dimiliki.

Kepemimpinan tidak sekadar keberadaan pada posisi puncak, tetapi juga lebih kepada kemampuannya untuk mawas diri. Not to step up, but to step back.

Oleh karena itu, mempelajari kepemimpinan selain didapatkan dari kelas-kelas pelatihan, mendengarkan podcast yang bisa dilakukan di mana saja kapan saja ketika kita dalam perjalanan sekalipun, yang lebih penting justru didapatkan dalam sela-sela pekerjaan kita setiap hari.

Budaya Pangan Nusantara Selaras Alam dan Kebutuhan Gizi

Dengan begitu banyaknya etnis di Indonesia, tidak mengherankan jika bangsa kita memiliki begitu banyak...

Bejo Jahe Merah Gunakan Detektor Canggih untuk Deteksi Jenis Masuk Angin 

Musim pancaroba dan hujan tahun ini dibuka dengan meriah oleh Bejo Jahe Merah sebagai solusi herbal...

Hisense Meningkatkan Layanan Purna Jual dan Membuka Exclusive Service Center di Jakarta Timur

Jakarta, 18 Desember 2024 – Hisense kembali membuka exclusive service center yang kali ini berada...

- A word from our sponsor -

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here