Awal tahun 2023, Artotel Thamrin – Jakarta bekerjasama dengan Ruang Mes 56 menyelenggarakan pameran seni fotografi pertama ‘Unturned Stone, Unclimbed Mountain’ oleh empat seniman muda: Akiq AW, Fajar Riyanto, M Alfariz dan Yudha Kusuma Putera. Pameran seni ini akan dibuka untuk umum dari tanggal 27 Januari hingga 28 Februari 2023 di Artspace, Artotel Thamrin Jakarta.
Berangkat dari pertumbuhan arus peradaban yang bergerak sangat cepat, ada gagasan unik dari keempat seniman muda yang tergabung dalam kolektif MES 56. Praktik dari masing-masing karya yang ditampilkan juga beragam : salah satunya tercermin dari masing-masing karya yang membicarakan hal personal tentang bentuk lanskap. Ada pula yang dihasilkan dari kisah yang membekas sebagai ingatan yang dituangkan dalam bentuk karya fotografi.
Eksplorasi teknik fotografi yang diadopsi sebagian besar adalah keinginan untuk menyampaikan pesan tertentu dari perjalanan panjang yang tertuang di medium fotografi itu sendiri. Yang menarik ada juga ingatan yang menyeruak berbarengan dengan rangsangan yang dialami ketika membicarakan hal-hal penting di lingkungannya, hingga duplikasi yang berusaha keluar dari tradisi fotografi dengan beragam medium yang tidak hanya sebatas print atau screen.
Pada pemahaman Akiq AW, praktik fotografi menjadi tantangan tersendiri dalam praktik kerjanya sebagai seorang seniman, Akiq begitu sapaan nya memproses produksi dan konsumsi gambarnya. Ibarat pelukis yang menggoreskan kuas tajam, Akiq mencoba menciptakan imajinasi visual tentang lanskap dari teknik fotografi dasar.
Bagi Fajar Riyanto, justru menitik beratkan pada praktik fotografi itu sendiri sebagai momen untuk merekam realitas sosial yang terjadi yang di antaranya: Mengapa memotret dinding putih pagar besi? Bagaimana dengan gambar rumah yang setengah rubuh hingga kisah apa yang terselip di antara dinding rumah warga dan dinding benteng keraton?
Berbeda dengan keduanya, Yudha Kusuma Putra mengadopsi teknik fotografi dengan dilumuri imajinasi alam bawah sadar. Yudha dengan terampil membangun relasi antara ingatan dan ketertarikan manusia dalam bentuk fragmen-fragmen yang hadir dalam mimpi. Proses inilah yang dipakai Yudha untuk merangsang dunia alam bawah sadar manusia.