Sabtu, 30 Maret 2019 pukul 20.30 hingga 21.30 WIB, kampanye global Earth Hour dengan pemadaman listrik selama satu jam dilakukan. Kampanye yang dicetuskan World Wild Fund for Nature (WWF) ini bagian dari kepedulian lingkungan global.
“Sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan lampu-lampu di bagian luar gedung maupun di dalam Hotel dipadamkan, kami juga turut mengajak tamu hotel berpartisipasi dengan cara mematikan tv serta lampu yang ada di dalam kamar. Selain mengajak para tamu yang menginap untuk mendukung program ini, Grand Mercure Jakarta Harmoni juga turut mengundang media,” jelas Indri Hapsari – Marcomm Manager.
Ditambahkan Djulkarnain – General Manager, Grand Mercure Jakarta Harmoni untuk kelima kali-nya berpartisipasi dalam program Earth Hour 2019. “Ini merupakan salah satu program kepedulian terhadap alam sekitar. Selama 1 jam, para tamu diajak berkumpul di lobi area, sambil menikmati hiburan musik akustik, suguhan minuman tradisional wedang secang serta simbol Earth Hour 60+ yang hanya diterangi dengan lilin. Selain itu kami berhasil menghemat listrik sebanyak 25,000 KWH & 7,07675 KgCO2e (Kilogram Carbon Emission).”
Earth Hour merupakan kampanye perubahan iklim global WWF yang menghimbau individu, pelaku bisnis, dan pemerintah untuk mematikan lampu selama 1 jam sebagai bentuk dukungan terhadap upaya penanggulangan perubahan iklim. Earth Hour awalnya merupakan kampanye kolaborasi antara WWF-Australia, Fairfax Media, dan Leo Burnett untuk kota Sydney dengan tujuan mengurangi gas rumah kaca sebanyak 5% pada tahun 2007.
Earth Hour merupakan kampanye perubahan iklim global WWF sebagai bentuk dukungan terhadap upaya penanggulangan perubahan iklim.
Maksud kampanye ini adalah agar aksi ini dapat diadopsi oleh warga masyarakat, bisnis serta pemerintah lain di seluruh dunia sehingga dapat menunjukkan bahwa aksi individu yang dilakukan secara global dapat mengubah bumi lebih baik. Pada tahun 2008, jumlah partisipan bertambah menjadi 50 juta orang di 35 Negara.
Di tahun 2009, Earth Hour targetkan menjangkau 1 miliar orang di 1.000 kota di dunia. Acara ini sendiri tidak hanya akan menunjukkan secara nyata hubungan antara penggunaan energi dan perubahan iklim di setiap negara yang berpartisipasi, tetapi juga agar masyarakat luas dapat menanggulangi ancaman terbesar yang dihadapi oleh bumi.