Asosiasi Pariwisata Dorong Pencabutan PSBB Transisi di DKI Jakarta

Peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia masih terbilang tinggi, di mana DKI Jakarta masih menjadi pusat sebaran kasus Covid-19 tertinggi di Indonesia yaitu sebesar 25,4% atau sebanyak 117.462 kasus (data per 15/11 covid19.go.id/peta-sebaran). PSBB Total hingga PSBB Transisi telah dilakukan, namun demikian kesadaran masyarakat akan bahaya penyebaran virus Covid-19 masih begitu rendah. 

Beragam kegiatan pengumpulan massa secara besar terlihat masif namun terlihat tidak ada sanksi tegas atas kejadian-kejadian tersebut. Di satu sisi, khususnya sektor jasa pariwisata serta yang terkait telah patuh mengikuti segala protokol dan aturan yang diberlakukan dalam rangka menekan laju penyebaran virus. 

Sektor usaha sangat terpukul akibat PSBB Total serta PSBB Transisi karena terjadinya pembatasan aktivitas yang mengakibatkan penurunan minat dan daya beli masyarakat, yang tentunya berujung pada penurunan pendapatan sektor industri juga pajak daerah.

Sektor usaha selama ini harus bertahan dengan tidak mem-PHK-kan karyawan, menanggung overhead usaha, menanggung ‘biaya new normal’, serta merestrukturisasi keuangan demi bertahan didera pandemi berkepanjangan. 

Kondisi usaha yang sulit ini sayangnya tidak dibarengi dengan kesadaran masyarakat melalui aktivitas-aktivitas pengumpulan massa di tengah pandemi yang masih ada, mereka abai dengan protokol dan tidak mengindahkan larangan. 

Menyikapi kondisi usaha yang semakin buruk, VIWI Board sebagai himpunan dari 18 asosiasi industri pariwisata nasional mengambil sikap dengan meminta Gubernur DKI Jakarta agar mencabut PSBB Transisi di DKI Jakarta, serta tidak diberlakukannya pembatasan pengunjung dan jam operasional usaha. 

Sektor usaha selama ini telah taat, patuh dan siap dengan protokol kesehatan new normal, semestinya sebagai sektor yang memberikan kontribusi kepada Pemerintah melalui pajak dapat diberikan pelonggaran untuk berusaha. Selain itu VIWI Board juga meminta agar Gubernur DKI Jakarta tidak lagi memberlakukan PSBB. 

VIWI Board juga menyatakan bahwa asosiasi-asosiasi yang tergabung didalam VIWI Board berkomitmen untuk menjalankan protokol Kesehatan 3M (Menggunakan Masker, Mencuci Tangan, Menjaga Jarak) demi kesehatan masyarakat. 

Dalam sesi konperensi pers secara kombinasi (fisik dan virtual) yang dilakukan di Jakarta (Senin, 16/11), VIWI Board menegaskan bahwa sektor usaha pariwisata merupakan sektor yang paling terdampak akibat pandemi, karena larangan bepergian, berkumpul, dan melakukan aktivitas besar.

Larangan ini tentunya efektif bila semua pihak menyadari pentingnya melakukan protocol Kesehatan secara disiplin serta dilakukannya law enforcement yang tegas agar tidak terjadi peningkatan kasus akibat pembiaran masyarakat yang bebas melakukan aktifitas besar. 

“Kami dari sektor usaha telah siap dengan protokol kesehatan sesuai aturan kesehatan dan industri. Mulai dari hotel, restoran, mal, taman hiburan, transportasi darat, penerbangan, tour operator, dan travel agent semuanya telah siap. Kami antisipasi segala hal yang memungkinkan terjadinya penyebaran Covid-19,” ungkap Hariyadi B Sukamdani selaku Ketua Penggerak VIWI Board. 

“Walaupun tidak semua provinsi, kota, kabupaten di Indonesia menerapkan PSBB, namun DKI Jakarta tetap menjadi parameter ekonomi nasional, ini dirasakan oleh anggota-anggota kami diberagam provinsi di Indonesia, oleh karenanya kami menganggap PSBB apapun bentuknya sudah berakhir secara de facto,” tutup Hariyadi B Sukamdani saat press conference, Senin (16/11) 

Tentang VIWI Board 

VIWI Board yang merupakan kepanjangan dari Visit Wonderful Indonesia Board merupakan himpunan asosiasi industri pariwisata dan pendukung yang dibentuk pada tahun 2018 dalam rangka meningkatkan sinergitas industri untuk kemajuan pariwisata Indonesia.

VIWI Board beranggotakan 18 anggota antara lain: Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO), Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN), Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI), Association of The Indonesian Tours And Travel Agencies (ASITA), Asosiasi Travel Agent Indonesia (ASTINDO), Indonesia Convention and Exhibition Bureau (INACEB), Asosiasi Perusahaan Pameran Indonesia (ASPERAPI), Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (HIPPINDO), Gabungan Usaha Wisata Bahari & Tirta Indonesia (GAHAWISRI), Organisasi Angkutan Darat (ORGANDA), Indonesia National Air Carriers Association (INACA), Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Indonesia (PUTRI), Asosiasi Rekreasi Keluarga Indonesia (ARKI), Board of Airlines Representative in Indonesia (BARINDO), Perhimpunan Pariwisata Halal Indonesia (PPHI), dan Indonesia Marketing Association (IMA).

Sejak didirikan, VIWI Board senantiasa menjadi mitra kerja Pemerintah untuk kemajuan Pariwisata Nasional. 

Bittime Gandeng Manta, Babylon, dan Primitive Ventures Gelar Event Web3 Afterglow

Targetkan pertumbuhan komunitas Web3 Indonesia, Bittime bersama Manta Network, Babylon, dan Primitive Ventures gelar...

Missoni dan The Ritz-Carlton Hadirkan Missoni Resort Club Eksklusif di Bali

Perpaduan Desain Ikonik Italia dengan Keanggunan The Ritz-Carlton di Tepi Pantai Bali yang Menakjubkan Missoni...

Perkembangan AI di Indonesia: Tren, Tantangan, dan Masa Depan

Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan adalah salah satu teknologi yang berkembang pesat di...

- A word from our sponsor -

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here