Abbott Konfirmasi Antigen Bioquick Bisa Deteksi Omicron XBB

Abbott mengeluarkan konfirmasi bahwa antigen Bioquick COVID-19 Rapid Ag Test, produk lokal mereka untuk pasar Indonesia mampu mendeteksi Omicron subvarian XBB.

“Seperti yang ditunjukkan melalui pesan teks, kami belum menerima laporan negatif tentang kinerja Bioquick sehubungan dengan deteksi Omicron atau sub-varian XBB-nya. Abbott secara saksama memantau mutasi COVID-19 untuk memastikan bahwa pengujian kami, termasuk Bioquick COVID-19 Rapid Ag Test, dapat mendeteksinya. Kami telah melakukan analisis menyeluruh terhadap varian yang diketahui, termasuk sub-varian Omicron XBB, dan tidak ada dampak yang diprediksi terhadap kinerja pengujian,” demikian konfirmasi yang kami dapatkan dari jurubicara Abbott Regional  untuk wilayah Asia Pasific.

Konfirmasi tersebut menegaskan isi Dokumen Petunjuk Teknis Prediksi Dampak Varian pada Tes Diagnostik SARS-CoV-2/COVID-19 Abbott dalam pendeteksian varian virus SARS-CoV-2. Dokumen yang dihasilkan melalui analisis berkelanjutan oleh Koalisi Pertahanan Pandemi Abbot (Abbot Pandemic Defense Coalition) ini dikeluarkan sebagai jaminan kepada pelanggan bahwa Abbott melakukan analisis berkelanjutan dan menyeluruh terhadap varian SARS-CoV-2 yang muncul.

Di dalam dokumen tersebut tercantum bahwa dua merek alat tes antigen Abbott yang sedang dan pernah beredar di Indonesia, yaitu Bioquick dan Panbio  memperlihatkan kemampuan untuk mendeteksi protein SARS-CoV-2 yang dicari. Sub varian XBB (BA.2.10)  juga tercantum sebagai salah satu dari ratusan varian Covid-19 yang dianalisa oleh Koalisi Pertahanan Pandemi Abbott.

Covid varian XBB atau BA.2.10 merupakan evolusi dari strain subvarian BA.2 omicron. Varian ini disebut sebagai yang terbaru dari serangkaian varian yang telah muncul di negara-negara dengan tingkat vaksinasi yang tinggi.

Omicron varian XBB pertama kali ditemukan pada Agustus 2022 di India dan dilaporkan telah menyebar ke 28 negara di penjuru dunia. Penyebaran dan sifat penularannya yang cepat membuat sebagian besar masyarakat dunia diselimuti kekhawatiran besar akan terulangnya kasus pandemik Covid-19 dua setengah tahun silam.

Namun begitu, lonjakan kasus varian XBB tidak diiringi dengan peningkatan kematian dan kenaikan jumlah perawatan di rumah sakit. Menurut para ahli medis, subvarian Omicron BA.2.10 memiliki gejala-gejala yang cenderung ringan. Antara lain batuk, pilek, demam, sakit kepala, nyeri tulang, serta kehilangan penciuman pada sejumlah pasien.

Di Indonesia, seperti disiarkan Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, Kementerian Kesehatan RI dalam web Kemkes.go.id, kasus pertama XBB  ditemukan pada akhir September. Dan sampai 4 November kemarin, menurut Juru Bicara Kementerian Kesehatan, dr. Muhammad Syahril ada 12 kasus XBB terlapor, di mana dua kasus berasal dari perjalanan luar negeri, sementara 10 kasus merupakan transmisi lokal.

Jubir Kemenkes juga menyebutkan, seiring dengan hadirnya varian XBB, terjadi kenaikan COVID-19 di 30 provinsi di Indonesia dalam kurun waktu satu minggu terakhir. Pada level nasional, terjadi peningkatan sekitar 4.700 – 4.900 kasus selama empat hari terakhir. Tren kenaikan kasus disinyalir terjadi seiring dengan ditemukannya varian XBB di Indonesia.

BINUS University Naik 20 Peringkat se-Asia dalam Pemeringkatan QS World University Rankings Asia

Jakarta, 6 November 2024 - BINUS UNIVERSITY, sebagai Perguruan Tinggi Indonesia berkelas dunia mengucapkan...

Mengapa Startup Perlu Mendirikan PT di Awal Perjalanan Bisnis?

Di era ekonomi digital yang terus berkembang, semakin banyak startup muncul dengan ide-ide inovatif...

Fera Maishara dan Jeffry Samuhara : Dari Padang Panjang ke Jakarta, Perjalanan Mahasiswa ISI Menembus Dunia Digital Marketing

Fera Maishara dan Jeffry Samuhara , mahasiswa Institut Seni Indonesia Padang Panjang membagikan pengalaman...

- A word from our sponsor -

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here