Adaptasi

Untuk itu, kita perlu tahu bagaimana melakukan manajemen perubahan secara pribadi. Sebagai pemimpin, kita bahkan juga perlu mengembangkan strategi adaptasi yang jitu agar dapat berfungsi sebagai konduktor dan menjadi agen perubahan yang menunggangi perubahan serta menjaga agar jalan perubahan tetap relevan dengan visi misi pribadi dan organisasi.

Strategi adaptasi hadapi masa depan

Bagaimana kita melihat masa depan akan menentukan sikap kita menghadapinya. Bila kita melihat ketidakpastian sebagai peluang dan bukan hambatan, maka kita akan sigap mencari cara untuk beradaptasi meraih kesempatan ini sebelum tenggelam dalam kompetisi. Ada beberapa strategi yang bisa kita terapkan agar tetap berjaga dan siap beradaptasi.

Pertama-tama, kita perlu menyuburkan semangat growth mindset. Yakinlah bahwa perkembangan hanya akan terjadi melalui keberanian menjalani perubahan. Kegagalan, rasa sakit dalam menghadapi tekanan adalah fase-fase yang memang perlu dijalani untuk membuat kita menjadi kuat dalam menghadapi tantangan yang lebih baru, seperti ketika kecil kita berusaha belajar berjalan yang melalui tahap jatuh bangun berkali-kali.

Kedua, tidak pernah ada kata terlambat untuk belajar. Kimiko Nishimoto belajar memotret di usia 72 tahun pada 2001; dan pada 2011 ia menggelar pameran fotografi pertamanya dengan pengikut media sosialnya yang sudah ratusan ribu orang.

Kita perlu percaya bahwa keterampilan dan kemampuan dapat dikembangkan melalui usaha, latihan, dan kerja keras. Kita juga perlu menghancurkan mentalitas silo yang hanya peduli dengan bagian masing-masing. Medici effect membuktikan bahwa pengetahuan lintas ilmu justru menghasilkan inovasi-inovasi baru yang tidak terpikirkan sebelumnya.

Dengan kemajuan teknologi kita dapat membuat platform untuk berbagi pengetahuan dan mendorong individu dalam organisasi terbuka menerima dan belajar hal-hal baru di luar bidang keahliannya. Media pembelajaran pun semakin bervariasi saat ini, sehingga tidak ada lagi alasan minimnya kesempatan untuk belajar dan berkembang.

Teknologi harus dimanfaatkan untuk membebaskan kita dari pekerjaan-pekerjaan rutin sehingga kita dapat meningkatkan diri untuk belajar hal baru dan melakukan pekerjaan yang bernilai tambah. Pada akhirnya kita semua ingin menjadi subyek perubahan yang membuat perbedaan, tidak hanya sebagai obyek perubahan yang belajar untuk bertahan semata. Dengan berkreasi kita akan merasa lebih bahagia karena dapat mengaktualisasikan kemampuan diri kita.

Ketiga, kita perlu mengembangkan ketahanan pribadi. Sikap positif dan optimistis berpengaruh pada daya tahan kita. Untuk mengembangkan sikap ini, kita perlu terbiasa memelihara rasa syukur atas peluang dan pengalaman yang sudah kita capai, dan juga atas kesempatan yang masih terbuka di depan mata. Disrupsi perlu kita sambut, dan kita pun perlu berusaha menjadi yang terdepan dalam menyambut perubahan ini.

Keempat, sikap saling dukung di lingkungan kerja akan membuat hati gembira walaupun dalam keadaan yang sedang berjuang. Perjalanan yang berat akan terasa ringan ketika dijalani bersama-sama, sementara perjalanan mudah pun bisa jadi berat kalau dijalani seorang diri.

Semangat I got your back sangat penting untuk memberikan dukungan pada rekan kerja yang cemas ketika harus melangkah dalam situasi yang tidak dikenalnya. Namun, dengan keyakinan bahwa ia tidak sendirian, langkah kaki pun akan menjadi lebih ringan.

Webinar “MAXY Talk” Ajak Mahasiswa Bangun Relasi Interpersonal

Buku legendaris "How to Win Friends and Influence People" karya Dale Carnegie kembali jadi...

Port Academy Cetak Tenaga Kerja Profesional di Sektor Bongkar Muat

Port Academy, sebagai lembaga pelatihan terkemuka di Indonesia, telah berhasil mencetak ratusan tenaga kerja...

Perkuat Kerja Sama Maritim: Kunjungan INS Mysore ke Indonesia

Dalam rangka mempererat persahabatan dan kerja sama maritim, Laksamana Dinesh K. Tripathi, Kepala Staf...

- A word from our sponsor -

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here