ADVANCE.AI dengan solusi verifikasi identitas digital dan penilaian risiko terdepan, memainkan peran penting dalam mengatasi tantangan yang dihadapi oleh Bank Perkreditan Rakyat (BPR/BPRS) di Indonesia.
Dengan memanfaatkan kekuatan kecerdasan buatan (AI) dan algoritma pembelajaran mesin, ADVANCE.AI menyederhanakan proses verifikasi identitas nasabah, mendeteksi aktivitas penipuan, dan menilai tingkat risiko.
Berkat teknologi AI, nasabah di daerah terpencil dapat membuka rekening bank dalam waktu lima menit dengan KYC jarak jauh hanya dengan mengambil swafoto dan foto dokumen identitas seperti KTP, alih-alih menghabiskan waktu berjam-jam untuk pergi ke bank fisik dan menunggu dalam antrian.
Dengan rekam jejak selama 7 tahun di Indonesia dan pemahaman yang baik tentang kondisi lokal, ADVANCE.AI mengetahui bagaimana mengelola dan memitigasi risiko identitas dan penipuan.
Algoritma ADVANCE.AI dilatih pada data lokal dan wajah ID dan dapat bekerja dengan baik pada smartphone dasar dengan kamera beresolusi rendah.
Ronald Molenaar Country Manager Indonesia ADVANCE.AI, mengatakan, “Dengan hampir separuh penduduk Indonesia tinggal di luar kota besar, inklusi keuangan dan digital yang lebih luas tidak akan terwujud tanpa partisipasi masyarakat pedesaan.
Dengan memprioritaskan proses pendaftaran nasabah yang aman, terjamin, dan lancar, kami bertujuan untuk mempercepat transformasi digital perbankan pedesaan di Indonesia dan berkontribusi pada agenda nasional inklusi keuangan untuk semua konsumen dan usaha kecil di Indonesia.”
Sementara itu, CBI dapat mengurangi risiko kredit melalui penggunaan skor kredit alternatif. Sebagai contoh dengan menganalisis data telekomunikasi, e-commerce, dan smartphone untuk mengeluarkan laporan kredit alternatif.
Laporan ini akan mendukung BPR dalam meningkatkan portofolio pinjaman mereka dan membuat keputusan pemberian pinjaman kredit yang tepat bagi nasabah dan usaha mikro/kecil dengan riwayat kredit yang terbatas, sehingga dapat memperluas inklusi keuangan dan meningkatkan taraf hidup di daerah pedesaan.
Agus Subekti selaku Direktur Utama CBI menegaskan bahwa optimalisasi penggunaan informasi kredit dan teknologi terbukti berdampak pada peningkatan efisiensi, akurasi, objektivitas, konsistensi, dan layanan perkreditan.