Pada kolaborasi ini, Jejakin sebagai mitra profesional akan berperan sebagai fasilitator yang melakukan penanaman, pengawasan dan pelaporan dalam program carbon management.
Arfan Arlanda, Founder & CEO Jejakin menjelaskan, “Jejakin menyambut baik kolaborasi dengan Amartha untuk melakukan penanaman mangrove. Pelestarian habitat mangrove tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri namun harus melibatkan banyak pihak.”
“Kolaborasi dengan sektor swasta, terlebih juga masyarakat secara umum, akan mengakselerasi rehabilitasi ekosistem mangrove. Harapannya, masyarakat dan lembaga lainnya akan semakin sadar dampak yang ditimbulkan dari emisi karbon, dan tergerak untuk berperan aktif dalam menyeimbangkan karbon,” tuturnya.
Sebagai negara dengan ekosistem mangrove terluas di dunia, pemerintah Indonesia menaruh perhatian serius terhadap ekosistem mangrove. Indonesia merupakan pemilik 23 persen atau hampir empat juta hektar dari luas total mangrove dunia.
Pemerintah Republik Indonesia juga sudah berkomitmen untuk melakukan transisi energi menuju emisi nol karbon. Komitmen itu ditegaskan dalam Konferensi Perubahan Iklim (COP 26) yang tertuang dalam Intended Nationally Determined Contribution (INDC).
Sejalan dengan komitmen tersebut, Amartha mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk melakukan penanaman secara kontinyu agar keseimbangan alam, dan kehidupan biodiversitas tetap berlangsung untuk generasi kini dan mendatang.
Sebagai langkah terukur dari adanya program tanam mangrove, Amartha memastikan terciptanya dampak berkelanjutan baik secara lingkungan, ekonomi, maupun sosial.
“Program penanaman mangrove ini merupakan permulaan bagi Amartha untuk terus berkontribusi sesuai prinsip ESG. Dengan dukungan dari berbagai pihak, Amartha berharap dapat terus melakukan pelestarian lingkungan, menanam jutaan pohon mangrove lainnya, untuk menuju nol emisi karbon,” pungkas Aria.