Antibodi Menurun, Perlukah Booster Vaksin Covid-19?

Bagian ini ditulis oleh Siti Aisah, peserta Health Fellowship Tempo yang didukung oleh Facebook.

Baru-baru ini banyak beredar kabar terkait antibodi yang dihasilkan oleh vaksin Sinovac menurun pada enam bulan setelah pemberian dosis kedua. Namun suntikan ketiga dapat menguatkan kembali antibodi.

Hal ini tentunya memunculkan pertanyaan baru apakah perlu diberikan vaksin Covid-19 dosis ketiga karena terjadinya penurunan antibodi?

Beberapa negara diketahui memang mulai menawarkan pemberian dosis ketiga terhadap kelompok rentan, sementara di Indonesia, pemberian vaksin dosis ketiga masih ditujukan untuk tenaga kesehatan sebagai perlindungan tambahan.

Penelitian di Cina melaporkan temuan berdasarkan sampel darah dari orang dewasa sehat berusia antara 18-59 tahun. Makalah yang belum ditinjau oleh rekan sejawat tersebut (preprint) menunjukkan di antara peserta yang menerima dua dosis vaksin Sinovac, baik dengan interval dua atau empat minggu, hanya 16,9 persen dan 35,2 persen yang masih memiliki tingkat antibodi di atas ambang batas pada enam bulan setelah menerima suntikan kedua.

Para ilmuwan belum mengetahui secara tepat ambang batas tingkat antibodi dari vaksin agar dapat mencegah penyakit.

Namun, penelitian ini menunjukkan pemberian dua dosis vaksin Sinovac menghasilkan memori kekebalan yang baik. Walaupun jumlah antibodi menurun enam bulan setelah dosis kedua, pemberian dosis ketiga vaksin Sinovac sangat efektif dalam mengingat respons imun spesifik terhadap SARS-CoV-2, ditunjukkan dengan peningkatan jumlah antibodi yang signifikan.

Penentuan waktu untuk memberikan dosis ketiga vaksin harus memperhitungkan banyak faktor, termasuk imunogenisitas, efektivitas vaksin, situasi epidemi, risiko infeksi, dan ketersediaan pasokan vaksin.

Sama halnya dengan Sinovac, tingkat antibodi Covid-19 dari vaksin AstraZeneca dan Pfizer akan berkurang mulai enam minggu setelah pemberian vaksinasi lengkap. Setelah 10 minggu, antibodi terus menurun hingga lebih dari 50 persen.

Hal ini diketahui dari penelitian yang diterbitkan dalam jurnal media kedokteran The Lancet. Akibatnya ada kekhawatiran bahwa efek perlindungan dari vaksin mungkin mulai hilang, terutama terhadap varian baru. Para peneliti juga menyoroti meskipun implikasi klinis dari penurunan tingkat antibodi belum jelas, vaksin tetap efektif melawan tingkat keparahan Covid-19.

CEO AstraZeneca Pascal Soriot mengatakan pihaknya belum yakin apakah dosis ketiga dari vaksin Covid-19 akan diperlukan untuk perlindungan lebih lanjut terhadap virus. Ada dua dimensi kekebalan, antibodi yang menurun seiring waktu dan yang sangat penting dari vaksinasi adalah sel-T. Sel T cenderung melindungi orang dari penyakit parah dan juga memberikan daya tahan,” kata Soriot.

“Dengan teknologi yang kami gunakan, kami memiliki produksi sel-T yang sangat tinggi. Kami berharap kami dapat memiliki vaksin yang melindungi untuk jangka waktu yang lama. Jadi apakah kita akan membutuhkan booster ketiga atau tidak masih belum jelas, hanya waktu yang akan menjawabnya.”

Komite Bersama untuk Vaksinasi dan Imunisasi di Inggris (JCVI) memberikan rekomendasi sementara jika program booster vaksinasi Covid-19 diperlukan, vaksin dosis ketiga harus ditawarkan kepada yang paling rentan untuk memaksimalkan perlindungan individu menjelang musim dingin.

Kelompok ini termasuk penghuni panti jompo, orang berusia di atas 70 tahun, tenaga kesehatan dan pekerja sosial garda depan, orang dewasa yang sangat rentan secara klinis dan orang yang mengalami imunosupresi.

Wei Shen Lim, Ketua Covid-19 untuk JCVI mengatakan, “Tujuan utama dari tiap program vaksin booster Covid-19 yang potensial adalah untuk mengurangi penyakit serius, termasuk kematian”.

Sementara, Israel akan mulai menawarkan suntikan dosis ketiga vaksin Covid-19 Pfizer-BioNTech kepada warganya yang berusia 60 tahun ke atas. “Saya mengumumkan bahwa malam ini merupakan awal kampanye untuk menerima vaksin booster, vaksin ketiga”, kata Naftali Bennett.

Penerima vaksin yang memenuhi syarat akan mendapatkan suntikan booster setelah menerima dosis kedua lebih dari lima bulan yang lalu.

“Kami memberikan suntikan ketiga untuk orang yang mengalami defisiensi imun”, kata Menteri Kesehatan Nitzan Horowitz. Namun, beberapa pihak mengatakan Israel harus menunggu sedikit lebih lama untuk menerima lebih banyak informasi tentang keamanan dan efektivitas pemberian vaksinasi dosis ketiga.

Hungaria juga akan menawarkan dosis ketiga vaksin virus corona mulai awal Agustus. Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban pada pertengahan bulan Juli mengatakan, tenaga kesehatan di negara itu wajib mendapatkan vaksin dosis ketiga. Vaksin tambahan akan diberikan empat bulan setelah dosis kedua.

“Kami tidak memiliki fakta yang menunjukkan bahwa vaksin ketiga bisa berbahaya sehingga kami tidak perlu khawatir tentang itu,” katanya. Sementara itu, Uni Eropa mengatakan terlalu dini untuk memutuskan saran mengenai suntikan booster, dengan alasan kurangnya data.

Belanja Online Lebih Terjangkau dan Praktis bagi Para Mama

Dengan 4 Fitur Unggulan di AlloFreshSaat ini, berbelanja kebutuhan rumah tangga secara online telah menjadi...

Prediksi Harga Bitcoin Tahun 2025: Simak Dua Sisi Perspektif Ini

Prediksi Harga Bitcoin Tahun 2025: Simak Dua Sisi Perspektif Ini

Shopee, Skintific, dan Perebutan Tahta Pasar Pelembap Indonesia

Industri kecantikan Indonesia berkembang pesat, dengan perawatan kulit memimpin pasar senilai $2 miliar USD....

- A word from our sponsor -

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here