ANDA pecinta kopi? Sudah mengenal Coffea Arabica?
Coffea Arabica adalah nama Latin dari kopi arabika. Jenis kopi ini memiliki citarasa asam sekaligus nikmat yang khas. Kandungan kafein pada kopi Arabika relatif lebih rendah dari jenis kopi yang lain. Bagi penikmat kopi yang toleransi kafeinnya rendah, jenis kopi Arabika dapat dijadikan pilihan pertama.
Biji kopi arabika berasal dari pohon Coffea Arabica yang dapat tumbuh optimal di tanah dengan ketinggian 600 – 2.000 meter di atas permukaan laut. Pohon kopi Arabika dapat tumbuh optimal di wilayah dengan suhu sekitar 18 – 26oC dan dapat mencapai ketinggian hingga 3 meter. Ketinggian optimal ini dapat dicapai bila kondisi tanah dan perawatannya baik. Selain itu, pohon kopi arabika dapat ditandai dengan daunnya yang lebih tipis dan kecil bila dibandingkan dengan jenis kopi yang lain.
Saat berbuah, pohon kopi arabika menghasilkan buah kopi yang berukuran besar, namun jarang. Dengan kata lain, tingkat produksi kopi arabika rendah. Hal ini mengakibatkan harga jual kopi arabika relatif lebih tinggi daripada kopi robusta.
Buah kopi yang menghasilkan biji dengan citarasa terbaik dipanen saat buah sudah berukuran optimal dan berwarna merah. Buah siap panen ini biasanya disebut red cherry. Pemanenan buah kopi dilakukan dengan petik tangan.
Setelah dipanen, biji kopi dipisahkan dari kulitnya. Cara memisahkan kulit umumnya menggunakan penggilingan atau pengeringan.
Tingkat produksi kopi arabika rendah. Hal ini mengakibatkan harga jual kopi arabika relatif lebih tinggi daripada kopi robusta.
Cara pemisahan dengan pengeringan dilakukan dengan menebar buah kopi di atas tampah atau alat sejenis. Tampah ini ditempatkan pada meja atau penyangga lain, sehingga tidak langsung bersentuhan dengan tanah. Selain itu, adanya penyangga akan dapat mengoptimalkan sirkulasi udara, sehingga dapat mempercepat proses pengeringan. Pengeringan dilakukan antara 2- 3 hari, bergantung pada cuaca. Setelah biji kopi kering, kulit kopi dapat dipisahkan dengan mudah.
Metode pemisahan kulit dengan penggilingan dilakukan dengan mesin. Metode ini membutuhkan waktu yang lebih singkat dan hasilnya juga lebih baik, karena biji kopi mengalami fermentasi singkat sehingga menambah citarasa.
Setelah kulit dipisahkan dari biji, pengeringan dilanjutkan. Disarankan pengeringan biji kopi dilakukan sampai kadar air mencapai 12%. Tingkat kekeringan yang baik akan membuat biji kopi dapat langsung diolah. Bila biji kopi akan disimpan, tingkat kekeringan yang baik akan membuat umur simpan biji kopi lebih lama.
Tahap pengolahan kopi berikutnya adalah pemanggangan. Secara tradisional, pemangganan kopi dilakukan di atas sejenis wajan atau periuk. Proses pemanggangan dilakukan di atas tungku atau kompor. Saat ini telah tersedia alat pemanggang dengan berbagai sumber panas. Lamanya pemanggangan bergantung pada tujuan penggunaan kopi dan selera calon konsumen.
Cara penyajiannya, kopi arabika tetap menghasilkan citarasa kopi yang asam, namun nikmat.
Setelah biji kopi matang, biji kopi dapat digiling sehingga akan meningkatkan hasil proses ekstraksi. Ukuran penggilingan bergantung pada kebutuhan. Bubuk kopi yang akan digunakan untuk kopi tubruk dapat berukuran sangat halus. Namun penyeduhan kopi Vietnam akan memerlukan bubuk kopi yang lebih kasar, sehingga penggilingan cukup dilakukan sampai tingkat medium saja.
Bagaimanapun cara penyajiannya, kopi arabika tetap menghasilkan citarasa kopi yang asam, namun nikmat. Kopi arabika relatif aman bagi Anda yang mengalami masalah dengan asam lambung. Arabika dapat juga dikonsumsi oleh Anda yang tidak ingin terus-menerus terjaga setelahnya. Kopi arabika dapat disajikan apa adanya, sehingga rasa asam dapat dinikmati sepenuhnya. Namun Anda tetap dapat menikmatinya bersama gula, susu, atau campuran yang lain dengan berbagai komposisi.