Cerita ini diperkaya oleh ide orisinal Maera Panigoro dan ditulis oleh Titien Watimena serta disutradarai oleh Wawan Sofwan, menjadikan “Mar” sebagai perayaan kuat terhadap warisan budaya dan sejarah Indonesia.
Executive Producer ArtSwara, Maera Panigoro menyampaikan, “ArtSwara mempersembahkan “Mar” tidak hanya sebagai penghormatan kepada sang jenius Ismail Marzuki tetapi juga sebagai eksplorasi terobosan dalam dunia teater musikal.
Dengan memperkenalkan kembali karya-karya Marzuki melalui narasi baru yang segar dan inovatif, produksi ini memastikan warisannya tetap relevan bagi audiens yang lebih luas. Lebih dari sekadar pertunjukan, “Mar” adalah undangan untuk menyaksikan keindahan cinta, kekuatan pengorbanan, dan dampak abadi musik yang menjembatani generasi.”


Sementara itu, Produser “Mar”, Narindra Kukila menjelaskan bahwa pertunjukan musikal adalah suatu bentuk seni pertunjukan yang menggabungkan elemen musik, akting, dan tari untuk menyampaikan cerita atau tema tertentu.
Dalam konteks ini, pertunjukan musikal sering kali melibatkan penyanyi dan penari yang berkolaborasi untuk menciptakan pengalaman yang menghibur dan emosional bagi penonton.
Pertunjukan musikal disajikan dalam sejumlah format seperti Drama Musikal yang menggabungkan elemen teater dengan musik dan tari, biasanya memiliki alur cerita yang kuat, seperti “Mar” yang akan dipertunjukkan Februari mendatang.
“Pertunjukan musikal merupakan bentuk seni yang kaya akan ekspresi, menggabungkan berbagai elemen untuk menciptakan pengalaman yang mendalam bagi penonton. Melalui kombinasi musik, akting, dan tari, ArtSwara mencoba menghadirkan pertunjukan yang tidak hanya menghibur tetapi juga dapat menyampaikan pesan-pesan emosional dan sosial yang relevan.”