“Penggunaan arang sangat penting; tidak hanya untuk memasak makanan tetapi juga mengintegrasikannya ke berbagai aspek seperti penyajian dan persiapan nasi. Kami bertujuan untuk menciptakan hidangan yang mencerminkan esensi dari arang,” katanya.
Terletak di sebuah area alam seluas 7.800 meter persegi di Ayana Bali, bangunan baru yang luas menjadikannya restoran Jepang terbesar di Bali menggabungkan arsitektur tradisional yang dikelilingi oleh taman zen, membawa para tamu Sumizen dan Honzen Bali ke suasana rumah pedesaan Jepang yang tenang.
Ideal untuk makan bersama keluarga, pertemuan bisnis, dan acara khusus, Sumizen menawarkan delapan ruang pribadi dengan balkon, dan selama musim yang lebih sejuk, para tamu diundang untuk makan dengan jendela terbuka.
Ruangan-ruangan tersebut dapat menampung empat tamu atau digabungkan untuk kelompok yang lebih besar hingga 18 orang. Sementara itu, Honzen Bali memiliki 36 tempat duduk di ruang makan utamanya, tujuh hingga sembilan di ruang teppanyaki, dan 11 di meja sushi.
Baik Honzen Bali maupun ruang pribadi Sumizne dibangun dalam gaya hanare Jepang dan dipisahkan oleh jembatan-jembatan kecil di luar ruangan. “Halaman tengah dari restoran saudara ini menyerupai taman zen, menciptakan suasana yang benar-benar membuat para tamu merasa seolah-olah mereka berada di Jepang,” tambah Chef Takumi.
Dengan menggunakan teknik inovatif untuk mengungkapkan musim dalam hidangannya, seperti hidangan favorit sepanjang tahun seperti tempura dan sushi, menu Honzen Bali dibuat dari bahan makanan segar yang diimpor dari Jepang atau diperoleh secara lokal di Bali.
Untuk pengalaman makanan Jepang yang maksimal, Sumizen dan Honzen Bali menawarkan menu omakase tujuh hingga 12 hidangan yang menampilkan kreativitas sejati dalam budaya makanan Jepang dan keahlian dari Chef Takumi dan timnya.
“Dengan Sumizen dan Honzen Bali, kami mengundang para tamu untuk mengalami keragaman luar biasa dalam tradisi kuliner Jepang,” kata Giordano Faggioli, General Manager Ayana Bali.