Banjir Informasi

Perdalam prioritas kita dengan bertanya, apa masalah yang ingin kita selesaikan, bagaimana kita akan mengurainya, dan informasi apa yang masih kita butuhkan untuk mendapatkan solusi. Pendekatan yang spesifik dan relevan ini menyebabkan kita terbiasa untuk tidak reaktif terhadap datangnya informasi, tetapi justru proaktif mencarinya.

Tidak semua tugas dan keputusan berbobot sama. Contohnya, menentukan makanan yang akan dikonsumsi saat makan pagi tentunya tidak sepenting dibandingkan memutuskan menerima sebuah tawaran bekerja. Kita perlu mengarahkan otak kita untuk memprioritaskan keputusan apa yang akan kita ambil. Tidak semua keputusan mendesak dan harus diselesaikan saat itu juga.

Banyaknya informasi juga bisa menjadikan kita adiktif. Kita menjadi keranjingan untuk mencari informasi yang tidak ada habisnya. Akibatnya, kita bisa menjadi bingung dan tersesat di antara informasi yang berlebih tadi.

Kita perlu membatasi waktu yang kita perlukan untuk pencarian informasi, lalu segera mengambil keputusan dan meyakini bahwa keputusan yang kita buat sudah optimal. Pada dasarnya, apa yang kita miliki sekarang adalah buah dari pilihan-pilihan masa lalu kita.

“Banyaknya informasi menciptakan kemiskinan perhatian.”  – Herbert A Simon

EXPERD, HR Consultant/Konsultan SDM

Diterbitkan di Harian Kompas Karier 24 Agustus 2024

Missoni dan The Ritz-Carlton Hadirkan Missoni Resort Club Eksklusif di Bali

Perpaduan Desain Ikonik Italia dengan Keanggunan The Ritz-Carlton di Tepi Pantai Bali yang Menakjubkan Missoni...

Perkembangan AI di Indonesia: Tren, Tantangan, dan Masa Depan

Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan adalah salah satu teknologi yang berkembang pesat di...

Crypto Narrative dan Masa Depan Kripto: Apa yang Bisa Kita Harapkan di 2025?

Crypto narrative adalah cerita, ide, atau kepercayaan yang mendorong tren di dunia kripto. Narasi...

- A word from our sponsor -

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here