Tujuan utama Perseroan adalah memastikan inisiatif ESG dapat diimplementasikan juga untuk nasabah sambil menyeimbangkan risiko dan peluang secara efektif.
Dalam melibatkan nasabah, Bank Mandiri telah mengembangkan ESG Desk dalam unit Corporate Banking dengan dua fungsi utama, yaitu Client Center yang menawarkan solusi keuangan berkelanjutan yang inovatif, termasuk Green/Social Loan, Sustainability Linked Loan (SLL), Corporate-in-Transition Financing, dan ESG Advisory, serta Incubator for Expertise guna membangun keahlian, dengan membentuk pondasi yang kuat terutama bagi para Relationship Manager untuk berinteraksi secara efektif dengan klien.
Bersama dengan ESG Desk, Bank Mandiri telah banyak menyelenggarakan Forum Group Discussion (FGD), workshop, seminar untuk klien seperti PLN Group, Pertamina Group, Semen Indonesia Group, Sinarmas Group, dan klien korporat besar lainnya.
Bank Mandiri juga mengadakan banyak pelatihan dan workshop secara internal, yang bertujuan agar semua Relationship Manager dapat secara aktif mengimplementasikan isu ESG dalam diskusi harian mereka dengan klien, dibandingkan 3 tahun yang lalu dimana fokus diskusi masih pada aspek bisnis seperti sumber pembayaran dan struktur kredit.
Namun, terdapat berbagai tantangan yang dihadapi Perseroan dalam mendukung target Indonesia menuju ekonomi rendah karbon, khususnya dalam mempromosikan investasi iklim.
Tantangan terbesar yang dihadapi saat ini adalah menyeimbangkan antara peluang dan kepatuhan regulasi dalam pembiayaan iklim, di mana investasi iklim seringkali dianggap mahal meskipun manfaat jangka panjangnya nyata.
Tidak semua pemangku kepentingan menganggap hal tersebut sebagai prioritas, karena kepentingan bisnis tetap menjadi perhatian utama bagi pelaku industri dan juga bank komersial. Akibatnya, saat ini inisiatif iklim di Indonesia sebagian besar masih bersifat sukarela.
Alexandra menambahkan, “Salah satu dukungan yang dibutuhkan adalah kebijakan kuat yang dapat menjadi pemicu utama untuk mendorong pembiayaan iklim. Penting untuk membuat perihal ini lebih menarik bagi semua pihak melalui mekanisme insentif dan pengurangan biaya untuk mendorong semua pihak bergerak menuju praktik bisnis yang lebih hijau, seperti insentif proyek hijau atau pajak karbon.”