Banking in Metaverse: a Hype or Real?

Sementara itu Andes Rizky mengatakan pasca Mark Zuckerberg mengumumkan mengganti nama Facebook menjadi Meta Platforms Inc. atau Meta pada 28 Oktober 2021 lalu, metaverse tiba-tiba menjadi topik paling aktual dan banyak dibicarakan orang di muka bumi ini. Apalagi, ketika pendiri Microsoft, Bill Gates memprediksi dalam 2-3 tahun mendatang rapat-rapat kantor juga akan diadakan di metaverse.

“Dulu, ketika Neal Stephenson menciptakan istilah metaverse untuk pertama kalinya pada tahun 1992 dalam novelnya “Snow Crash”, dunia hanya bicara soal fiksi ilmiah. Pasalnya semua teknologi yang memungkinkan masih belum ada. Tapi saat ini, metaverse sangat masuk akal dan seperti menghubungkan titik-titik dari banyak teknologi,” katanya.

Industri perbankan, demikian Andes, adalah salah satu industri yang paling diuntungkan dengan adanya teknologi metaverse. “Seyogyanya tak membuat bank menunggu lagi. Sebab di metaverse ada banyak peluang yang bisa dimanfaatkan bank,” tutur Andes.

Beberapa peluang itu a.l. bank dapat mencoba menjangkau nasabah baru yang tidak dapat (atau tidak mau) pergi ke cabang dan masih menawarkan pengalaman yang imersif. Survei terkait kebiasaan nasabah perbankan ketika masa pandemi yang dipublikasikan MarkPlus, Inc. (2020) menyebutkan intensitas komunikasi antara bank dan nasabah cenderung mengalami penurunan di masa pandemi virus corona (Covid-19).

“Pengalaman imersif mampu mengaburkan batasan antara dunia nyata dengan dunia digital atau dunia simulasi, sehingga penggunanya bisa merasakan suasana yang mirip dengan dunia nyata. Di metaverse aktivitas transaksi sederhana seperti pengiriman uang dapat dikelola di jendela teller bisa juga diwujudkan, sementara avatar karyawan di dalam ruang VIP virtual dapat membantu klien menganalisis atau merancang portofolio investasi bagi pelanggan. Ini bisa menjadi new experience tersendiri bagi nasabah,” kata Andes.

Senada dengan itu, Bayu Prawira Hie mengatakan teknologi metaverse sangat tepat digunakan bank-bank yang punya layanan priority banking atau private banking. “Teknologi metaverse diyakini akan mampu memberikan pengalaman baru (new experience) bagi nasabah perbankan, khsususnya nasabah prioritas dan private banking. Dalam beberapa tahun ke depan diyakini banyak bank di Indonesia akan masuk ke metaverse.

“Karena tuntutan perkembangan zaman memang seperti itu. Saya yakin akan banyak bank di Indonesia yang akan masuk ke metaverse. Sekarang ini banyak milenial dan anak-anak muda yang uangnya banyak dan menjadi nasabah prioritas atau bahkan private banking. Metaverse adalah pilihan yang tepat bagi bank untuk memberikan layanan terbaik kepada nasabah prioritas atau private banking,” kata Bayu.

Untuk informasi lebih lanjut hubungi:
[email protected], [email protected], Mobile phone: +62821 4 3816135, Whatsapp: +62813 14188319

Pendaftaran webinar: bit.ly/Meta_Webinar

Makan Sehat, Bisa Murah dan Mudah, Kok!

Sekarang ini terdapat berbagai jenis diet yang populer dan banyak dicoba. Ada diet yang...

Umana Bali, LXR Rayakan Ulang Tahun Pertama dengan Perayaan Spesial Selama 3 Hari

Umana Bali, properti dari LXR Hotels & Resorts, baru saja merayakan ulang tahun pertamanya...

89% Generasi Milenial dan Gen Z Optimis pada Masa Depan

Meskipun Keduanya Mengkhawatirkan Pekerjaan, Pendidikan, dan KesehatanDi Indonesia, ketika berbicara terkait masa depan Generasi...

- A word from our sponsor -

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here