Data yang semakin banyak malah bisa menyesatkan dan membuat pengambilan keputusan semakin sulit. Kunci kepemimpinan cerdas pada era VUCA adalah pengambilan keputusan dengan data minim. Pengambilan keputusan dengan data minim merupakan kekuatan insting manusiawi yang berevolusi untuk berkembang dalam lingkungan yang tidak dapat diprediksi dan sulit ditiru oleh AI.
Sejarah menunjukkan bagaimana mereka yang jeli melihat kesempatan dapat mengubah masa depan mereka. AirBnB, platform penyewaan tempat tinggal yang saat ini beroperasi di lebih dari 190 negara dan memiliki valuasi lebih dari 113 milliar dollar AS, pada awal pandemi hampir terpuruk.
Namun, kemudian membangun network baru, cara, dan model penginapan baru yang akhirnya bisa bertahan melewati pandemi.
Untuk menghidupkan kekuatan, kita mengendus hal-hal unik dan bernilai besar. Kita perlu mengaktifkan pola pikir seperti anak kecil yang bebas bereksperimen tanpa rasa takut. Anak kecil yang terpesona dengan hal-hal yang tidak biasa dan kerap bertanya: bagaimana jika…?
Fokus pada hal-hal unik dari setiap orang yang kita temui, setiap tempat yang dikunjungi, dan setiap kejadian yang kita amati. Berimajinasilah mengenai beragam kemungkinan yang bisa terjadi.
Kita juga tahu manfaat dari kekuatan mendengar. Namun, pada masa yang serba kompleks dan ambigu ini, mendengar saja tidaklah cukup. Kita perlu kuat dalam mengajukan pertanyaan. Alih-alih bertanya mengapa, prioritaskan untuk bertanya apa, siapa, kapan, di mana, dan bagaimana.
Pertanyaan mengapa akan membawa otak mencari jawaban yang sudah jelas dan terlihat rasional untuk menjelaskan situasi yang telah terjadi. Sementara itu, pertanyaan apa, siapa, bagaimana dapat membawa kita pada hal baru yang tidak disangka-sangka.
Ketika bertanya mengapa pelanggan membeli produk kompetitor, mungkin kita hanya mendapat jawaban karena harga yang murah sehingga membuat kita memfokuskan energi untuk perang harga.
Namun, pertanyaan siapa pelanggan kita, apa kesukaan mereka, bagaimana mereka menikmati waktu luangnya, tantangan apa yang mereka hadapi dalam keseharian, dan lain sebagainya bisa membawa kita semakin mengenal pelanggan untuk mengimajinasikan produk yang dapat mengisi kekosongan yang belum dipikirkan kompetitor.
Nvidia sukses menguasai pasar dengan berfokus pada segmen GPU yang menguasai 80 persen pangsa pasar. Fokusnya ini dapat membuat mereka lebih cepat berinovasi dibandingkan pasar segmen CPU.