Oleh Eileen Rachman dan Emilia Jakob
Lebih dari 20 tahun yang lalu, kita melihat kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dalam film-film Barat yang mengimajinasikan kehebatan kehidupan pada masa mendatang dengan segala kemajuan teknologi yang ada.
Tanpa terasa, saat ini, AI telah menjadi bagian kehidupan kita yang membuat kerja menjadi lebih nyaman, akses lebih mudah, sehingga semuanya terasa lebih efisien.
Organisasi pun berlomba-lomba untuk mengoptimalkan pengembangan teknologi digital masing-masing dan menuai manfaatnya bagi kepentingan organisasi. Tidak pelak lagi, AI dan machine learning ini sudah menjadi jawaban bagi beragam permasalahan organisasi.
Organisasi yang tidak mengintegrasikan dirinya dengan AI jelas akan tergilas dalam kompetisi yang ada. Perubahan terus bergulir tanpa terbendung.
Selain membuat banyak hal menjadi lebih cepat karena automasinya, saat ini pun kita sudah memanfaatkan AI dalam proses pengambilan keputusan berkat kemampuannya dalam melakukan analisis data, membuat prediksi dan rekomendasi lengkap dengan beragam implikasi yang mungkin terjadi, sampai menjadi referensi dalam karya-karya kreatif.
Apa saja hal yang bisa dilakukan AI dalam masa-masa perkembangan ini?
Saat ini, AI sudah bisa melakukan analisis prediksi dengan lebih tajam. Ia dapat melakukan data mining, machine learning, dan algoritma statistik canggih lainnya untuk melakukan beragam analisa, baik mengenai situasi saat ini maupun menggunakan data-data historikal untuk membuat prediksi masa depan dan menentukan tren.
Kecerdasan buatan ini juga memiliki kapasitas untuk menganalisis data dalam jumlah yang besar dan mampu mendeteksi anomali ataupun pola yang melenceng dari norma yang ada. Kemampuan ini tentunya memudahkan kita untuk mendeteksi penyimpangan ataupun potensi-potensi kesalahan yang mungkin terjadi.
Tidak hanya berkaitan dengan angka, AI bahkan juga sudah pandai memahami dan menginterpretasikan bahasa manusia serta menerjemahkannya dalam berbagai bahasa yang ada.
Algoritma natural language processing (NLP) ini bahkan sudah mulai memahami arti, sentimen, dan intensi emosi manusia.