Dalam kepentingan bisnis, AI dapat membantu kita untuk lebih memahami keinginan pelanggan, melakukan interaksi-interaksi standar secara otomatis, tetapi tetap personal tanpa membuat pelanggan merasa berhubungan dengan mesin.
AI dalam kehidupan manusia
Ide mengenai AI ini dicetuskan Alan Turing sejak 1950. Saat itu, ia meramalkan bahwa manusia akan dapat melihat keseluruhan realisasinya dalam 100 tahun mendatang. “We may hope that machines will eventually compete with men in all purely intellectual fields.”
Namun, kenyataannya, saat ini pun kita sudah menikmati AI dalam beragam kebutuhan kita. Tiga puluh tahun lebih cepat dari ramalan Turing tadi. Banyak pekerjaan kompleks yang sulit dilakukan oleh tenaga manusia dapat diselesaikan dengan cepat dan tepat oleh AI.
Tidak dapat dimungkiri lagi, AI adalah masa depan. Dengan kemampuannya melakukan otomasi dan analisa, ia dapat mengeliminasi bias-bias yang biasanya merupakan kelemahan manusiawi kita dan membuat hasil pekerjaan kita menjadi lebih akurat dan cepat.
Hal ini membuat kita pun berpikir apakah keberadaan AI ini akan mengancam kehidupan manusia sendiri pada masa mendatang? Apakah ia akan menggantikan kerja otak manusia, bahkan dengan lebih canggih dan memuaskan daripada manusia?
Meskipun memang kapasitas kemampuan AI begitu luas, manusia tentunya tetap memiliki peran penting dalam mengelola sumber daya manusia di organisasi, khususnya dalam kondisi saat pemahaman tentang konteks dan budaya organisasi serta interaksi antarmanusia dibutuhkan.
Pertama, manusia harus dapat mengidentifikasi dan memahami kebutuhan organisasi secara holistis. AI dapat memberikan informasi dan saran, tetapi manusia harus dapat mengaitkan antara kebutuhan beragam pihak dalam organisasi dan mengambil keputusan yang terbaik berdasarkan beragam kepentingan ini.
Perubahan yang dilakukan dalam organisasi pun harus dipastikan membawa dampak positif, tidak hanya bagi organisasi, tetapi juga bagi seluruh insan di dalamnya.
Kedua, manusia harus tetap berperan dalam menjaga hubungan antara karyawan dan manajemen. AI dapat membantu dalam memantau dan memberikan data mengenai umpan balik tentang kinerja karyawan, tetapi interaksi antara atasan bawahan dalam membangun hubungan yang baik dan menumbuhkan rasa saling percaya tetap harus dilakukan secara personal dari hati ke hati.
Manusia sebagai pemimpin di organisasi harus dapat menginspirasi dan memotivasi para karyawan untuk bergerak mencapai tujuan dan visi yang diinginkan.