Dari jumlah tersebut, 66% perusahaan melaporkan bahwa mereka menghabiskan lebih dari USD 1 juta untuk memulihkan kerusakan. Akibatnya, 87% dewan direksi Indonesia sedang secara aktif mencari cara untuk memperluas tim keamanan TI mereka.
Fortinet bertujuan mengatasi kesenjangan ini dengan memfasilitasi akses ke keahlian keamanan siber dan memperkuat pertahanan terhadap penyerang siber.
Dr. Eng. Niki Prastomo, S.T., M.Sc., Dekan Fakultas Teknik dan Informatika, Universitas Multimedia Nusantara (UMN), mengatakan, “Upaya menutup kesenjangan keahlian keamanan siber dapat mengambil manfaat dari persiapan tenaga kerja masa depan sejak dini ketika mereka masih mahasiswa.”
“Melengkapi generasi muda kami dengan keahlian dan pengetahuan keamanan siber yang banyak dicari akan membuat Indonesia mampu melindungi infrastruktur digital dengan lebih baik. Kami menyambut hangat kolaborasi dengan Fortinet untuk memanfaatkan pelatihan mereka yang telah memperoleh penghargaan, seiring kerja sama kami untuk memajukan karier di antara bidang-bidang lain dalam pengembangan tenaga kerja di bidang keamanan siber.”
Edwin Lim, Country Director for Indonesia, Fortinet mengungkapkan, “Sebagai pemimpin di bidang keamanan siber, kami berusaha agar orang dapat menggunakan solusi kami dengan mulus dan efektif. Itulah alasan di balik kemitraan kami dengan universitas TIK seperti UMN dalam membentuk tenaga ahli yang mampu melindungi transformasi digital negara ini.”
“Inisiatif kolaboratif ini sejalan dengan komitmen lebih luas kami untuk melatih 1 juta individu secara global pada 2026 guna memperluas kumpulan bakat (talent pool) keamanan siber bagi perusahaan publik dan swasta.”