Terkait pengembangan destinasi, Artotel Group yang salah satu bisnisnya bergerak di bidang perhotelan juga terus memainkan perannya.
CEO Artotel Erastus Radjimin mengatakan, untuk menumbuhkan destinasi wisata dibutuhkan pula pengembangan hotel yang memadai.
Hal tersebut cepat ditangkap oleh Artotel Group saat membangun daerah Sanur di Bali dan kini terus berkembang menjadi destinasi wisata yang menarik serta kekinian.
“Sekitar 8 tahun lalu Sanur demografinya itu 50 tahun ke atas. Pertama kali kita bangun, kita lumayan nekat. Kita dikomentari banyak orang, mereka bilang harusnya kita bangun hotel buat orang tua jangan buat anak muda, tapi kita tidak begitu. Kita bangun Artotel Sanur dengan konsep modern, temporary, inspired local hotel. Saat itu kita kaget tiba-tiba demografinya jadi mayoritas 30-40 tahun,” paparnya.
Dia memandang transisi terjadi di Sanur secara perlahan. Kini, Sanur menjadi destinasi seperti Uluwatu.
“Itu kita lihat transisi Sanur pelan-pelan terjadi. Kasarannya yang dulunya untuk orang yang pensiun, sekarang jadi happening banget. Jadi the next Canggu, seperti Uluwatu, mulai banyak beach club, banyak mal, retail, dan kita berharap dari sisi perhotelan di Sanur,” tutur Eri, sapaan akrab Erastus Radjimin.
Pihaknya juga menyambut positif gebrakan pemerintah dengan mengembangkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan di Sanur yang menggandeng Mayo Clinic Hospital.
“Luar biasa, ini tidak main-main. Kalau sudah jadi, selain bisa mendatangkan pasien, bisa juga menjadi lokasi konferensi para dokter atau perusahaan farmasi yang berpusat di Sanur. Sudah waktunya Sanur bangkit lagi,” tandasnya.
Managing Partner Indies Capital Pandu Sjahrir menambahkan, terus menggeliatnya investasi di Tanah Air tentunya menjadi angin segar yang membawa optimisme di tengah ketidakpastian global.
Terkait industri hospitality seperti perhotelan, dia juga melihat investasi makin banyak dan ini menunjukkan Indonesia sebagai negara yang stabil.