Semerbak aroma tembakau langsung membuncah dari dalam ruangan pabrik Boss Image Nusantara (BIN) Cigar, Jember. Briket dari beberapa tungku yang ada di setiap sudut mampu memberikan suhu yang hangat. Suhu yang sangat dibutuhkan bagi tiap lembar tembakau yang akan digunakan untuk wrapping cerutu.
“Yang kita lihat saat ini adalah proses membuka fermentasi. Nanti ada fermentasi lagi sekitar 2 minggu sampai 1 bulan. Baru setelah itu ke arah ukur. Abis ukur ke arah sortasi, untuk memisahkan yang cacat, warna dasar, kualiti dan detail warna,” terang Febri Ananta Kahar, CEO BIN Cigar, saat 25 media dari Himpunan Anak Media (HAM) bertandang ke pabriknya (23/11/2022).
Dulu, lanjut Febri, pabrik ini, pusat pengembangan tembakau rakyat atau Besuki Na-Oogst (BNO) di mana tembakau ini tingkat wrappernya hanya 10 persen. Semua proses pengerjaan secara manual alias tenaga manusia dan tidak bisa digantikan dengan mesin.
Yang menarik, adalah semua pekerja yang ada di BIN Cigar mayoritas perempuan dan telah berjalan turun temurun. Menurut Febri, ternyata perempuan memiliki keuletan tersendiri dibandingkan dengan kaum lelaki.
“Perempuan itu konsisten, tingkat ketelitiannya tinggi. Beda dengan laki-laki, disuruh kerja begini dua jam pasti udah nggak kelar. Mereka (perempuan) ini mampu bertahan duduk, konsisten dan teliti selama dua jam. Masuk jam 7 istirahat jam 9, masuk lagi jam 10 istirahat jam 12, begitu seterusnya,” terang Febri.
Ia kembali menjelaskan, dari sini dapat dilihat kehebatan seorang perempuan. Selain itu, perempuan mampu menjaga ketenangan dan yang paling terpenting adalah bahwa perempuan itu tidak buta warna.
“Sekitar 1.500 orang yang bekerja hari ini, merupakan regenerasi dari orang tua sebelumnya. Mereka mampu bekerja berdasarkan target, fokus, dan hafal apa yang harus dikerjakan. Sehingga kami pun harus mengerti apa yang mereka mau,” lanjutnya.