Saat ini, lebih dari 30% perangkat yang terhubung ke jaringan di Indonesia tidak terkelola, sehingga memperbesar peluang terjadinya pelanggaran keamanan.
Responden survei di Indonesia memperkirakan angka ini akan terus bertambah, dengan 80% responden memperkirakan peningkatan sebesar 50% hingga 2025.
Perlunya Mengamankan Cloud
Seiring meningkatnya kerja hybrid, karyawan memerlukan beberapa koneksi ke sistem eksternal dan aplikasi cloud agar tetap produktif.
Responden survei mengindikasikan bahwa karyawan mereka di Indonesia memerlukan hampir 30 koneksi ke aplikasicloud pihak ketiga, dan ini memperbesar peluang terjadinya pelanggaran keamanan.
Dalam dua tahun mendatang, 100% responden di Indonesia memperkirakan angka ini akan meningkat dua kali lipat, sementara lebih dari 74% responden merasa angka ini akan meningkat tiga kali lipat, sehingga risiko pun semakin besar.
Menjaga keamanan jaringan sambil tetap memastikan konektivitas karyawan ke layanan pihak ketiga dan layanan berbasis cloud merupakan tantangan besar, karena langkah pengamanan tradisional masih kurang memadai.
Meningkatnya Insiden Keamanan
Kerja hybrid dan pertumbuhan koneksi terkelola dan tidak terkelola menyebabkan lonjakan besar dalam jumlah insiden keamanan, dengan 74% perusahaan yang disurvei di Indonesia melaporkan peningkatan pelanggaran keamanan lebih dari tiga kali lipat.
Berdasarkan Survei, 82% responden di Indonesia pernah mengalami sekurang-kurangnya 2X peningkatan insiden keamanan. Insiden keamanan yang paling banyak terjadi antara lain phishing, denial of service (DoS), pencurian data/identitas, ransomware, dan kehilangan data.
Namun, hanya 49% perusahaan di seluruh Asia yang memiliki personel keamanan khusus, menjadikan mereka lebih rentan terhadap insiden dan pelanggaran keamanan.