Banyak perusahaan melakukan selebrasi ketika target tercapai, memberikan penghargaan kepada karyawan terbaik dengan berbagai kriteria dan melalui proses pemilihan yang panjang. Apakah ini yang dapat mengembangkan budaya apresiatif?
Budaya apresiatif justru perlu dibangun melalui kemampuan kita mencari tingkah laku-tingkah laku yang bisa jadi selama ini terlewatkan, padahal berdampak besar terhadap kesuksesan organisasi.
Kita tahu bahwa setiap perusahaan hidup melalui keuntungan bisnis yang dapat mereka hasilkan. Keuntungan bisa diperoleh selain dari penjualan yang tinggi, juga dari pengeluaran yang lebih hemat. Oleh karena itu, manajemen dapat memberikan apresiasi kepada karyawan yang nyata-nyata membuat perusahaan berhemat.
Mulai dari perilaku menghemat biaya operasional harian sampai inovasi yang membuat perusahaan memiliki proses produksi lebih efisien.
Selain itu, mereka yang dapat membuat suasana bekerja lebih positif, menyebarkan semangat saling membantu satu sama lain tanpa memperhitungkan mana bagianmu mana bagianku, juga perlu mendapat apresiasi.
Memberikan apresiasi terhadap individu seperti ini membuat para karyawan menyadari bahwa sikap ini perlu ditiru dan pada akhirnya terbangun budaya yang lebih positif di organisasi.
Kita juga dapat memberikan apresiasi kepada mereka yang mungkin kurang cemerlang tetapi memiliki komitmen kerja yang tinggi. Tanpa kita sadari sebenarnya semangat seperti ini pun dapat dijadikan panutan.
Budaya tidak pernah statis. Kehadiran personel baru, apalagi pimpinan dapat mengubah budaya yang ada. Oleh karena itu, hal-hal yang esensial dalam membangun budaya apresiatif ini perlu didokumentasikan secara lengkap meski kita tetap terbuka terhadap perubahan yang lebih baik.
Kita tidak boleh terkejut dengan saran dan masukan dari karyawan. Waktu berganti terus, semua kebutuhan dan keinginan manusia pun senantiasa berevolusi.
EXPERD, HR Consultant/Konsultan SDM
Diterbitkan di Harian Kompas Karier 27 Mei 2023