Oleh Eileen Rachman dan Linawaty Mustopoh
Dalam era digitalisasi seperti saat ini, big data diyakini menjadi aset sangat berharga. Saking berharganya, data pelanggan menjadi komoditas yang dapat diperjualbelikan. Melihat kekuatan nilai dari data ini, banyak organisasi menyadari pentingnya melakukan upaya-upaya untuk melindungi dan menjaga kerahasiaannya.
Namun, pertanyaan mendasarnya, apakah organisasi benar-benar telah memanfaatkan big data secara optimal? Apakah kita sudah menggunakan data untuk meningkatkan efisiensi, mendorong inovasi, dan memperkuat pengambilan keputusan strategis?
Faktanya, meskipun memiliki banyak data, banyak organisasi masih menghadapi tantangan besar dalam membangun budaya berbasis data yang menjadi kunci untuk mendapatkan manfaat maksimal dari big data yang dimiliki.
Nilai strategis data
Setiap hari, seiring dengan berkembangnya bisnis, data yang dimiliki organisasi juga terus bertambah, baik yang terkait dengan informasi eksternal seperti preferensi pelanggan, keunggulan kompetitor, peta pasar; maupun yang berkaitan dengan situasi internal organisasi, seperti efektivitas proses bisnis.
Namun, data yang dimiliki belum tentu menjadi bernilai bila tidak diolah dan dimanfaatkan bagi kepentingan organisasi. Misalnya, data preferensi pelanggan yang tidak dimanfaatkan oleh Blockbuster, digunakan oleh Reed Hasting untuk mentransformasi Netflix dari penyewaan DVD menjadi layanan streaming global.
Netflix terus mengembangkan bisnis dengan merekomendasikan tayangan berdasarkan preferensi pelanggan hingga menjadi contoh sukses dalam industri streaming.
Data yang diolah dengan baik juga dapat menjadi sumber inovasi atau keputusan yang strategis. Google telah sukses membangun budaya berbasis data untuk memahami kebutuhan pelanggan.
Dengan menganalisis perilaku pengguna, Google mengembangkan algoritma canggih yang mampu menyajikan informasi sesuai minat individu. Tanpa disadari, iklan yang muncul saat kita berselancar di dunia maya sangat berkaitan dengan aktivitas pencarian dan ketertarikan kita.
Pengalaman yang lebih relevan dan personal inilah yang kemudian mendorong kita untuk mengklik dan menjelajahi laman terkait. Di sisi internal, Google juga menggunakan data analytics untuk mengoptimalkan manajemen karyawan.