Budaya Memotivasi

Oleh Eileen Rachman & Emilia Jakob

Dalam sebuah wawancara kepada pimpinan-pimpinan perusahaan Fortune 500 mengenai sumber kekuatan motivasi karyawannya, lebih dari 20 kali kata kultur disebutkan oleh para CEO. Hal ini berarti para pimpinan ini meyakini bahwa kultur organisasi memiliki pengaruh kuat pada motivasi karyawan yang pada akhirnya tentu pada suksesnya organisasi.

Kultur memang tidak terlihat, tetapi dapat dirasakan dengan sangat kuat oleh individu yang berada di dalamnya. Berapa banyak karyawan yang merasa begitu bersemangat untuk berkontribusi kepada organisasinya ketika baru bergabung kemudian lambat laun merasa apatis karena lelah menghadapi penolakan terhadap ide-ide barunya?

Sementara di tempat lain, karyawan yang tadinya hanya berpikir untuk dirinya sendiri, perlahan-lahan mulai berubah ketika ia melihat bagaimana rekan-rekan kerjanya bekerja dengan semangat demi kemajuan organisasi.

Kombinasi misi, manajemen, dan kultur

Banyak pimpinan yang tidak sadar bagaimana perilakunya akan menciptakan kultur dari organisasi yang dipimpinnya. Seolah-olah pembentukan kultur organisasi berjalan secara intuitif saja. Mengingat bahwa kultur organisasi dapat menjadi “magic force” yang dapat memengaruhi motivasi karyawan, penting bagi kita untuk menelaahnya lebih lanjut.

Studi terhadap 2.500 pekerja menemukan bahwa upah bukanlah hal yang dianggap paling penting untuk memotivasi mereka dalam bekerja. Edward Deci dan Richard Ryan dari Universitas Rochester mengelompokkan 6 faktor yang berdampak signifikan pada motivasi karyawan ke dalam 2 golongan, yaitu good motives dan bad motives.

Southwest Airlines yang sangat terkenal karena kekuatan kultur organisasinya terlihat didominasi oleh good motives ini sebagai berikut.

  • Play, bila individu begitu menikmati pekerjaannya seperti layaknya sedang bermain, ia akan mencurahkan energinya dengan optimal. Dalam menghadapi kesulitan ia justru akan semakin bersemangat karena semakin merasa tertantang. Seorang guru yang senang mengajar akan senantiasa mencari cara agar murid-muridnya menikmati pelajarannya dengan optimal. Antusiasme sang guru akan mengalir juga kepada murid-muridnya.
  • Purpose, bila sasaran jangka panjang pekerjaan sesuai dengan identitas para individu dalam organisasi, pencapaian target organisasi pun akan menjadi lebih mudah. Guru yang menyadari bahwa ia memiliki kontribusi dalam mencerdaskan bangsa, akan lebih bersemangat dalam melakukan tugasnya.
  • Potential, bila hasil pekerjaan dapat meningkatkan rasa percaya diri sendiri, kita akan merasa lebih berkembang. Sense of growth yang kita rasakan ini dapat menyemangati diri kita.

Antara Systems Berhasil Menarik Perhatian Ratusan UMKM pada Pesta Wirausaha Nasional di Jakarta

Pesta Wirausaha Nasional (PWN) 2025 yang berlangsung di Smesco Jakarta pada 17-19 Januari sukses...

Solusi GPOS B2B: Jembatan Digital Tingkatkan Distribusi ke Seluruh Indonesia

Dengan dimulainya transformasi digital dalam pelayanan kesehatan di Indonesia, GPOS berkomitmen memperkuat ekosistem digital...

- A word from our sponsor -

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here