Budaya Pangan Nusantara Selaras Alam dan Kebutuhan Gizi

Salah satu kebiasaan yang ‘beraroma’ sangat Yogya adalah menyesap teh poci hangat di sore hari. Di balik kebiasaan tersebut tersembunyi filosofi, bahwa setelah seharian bekerja, tiba waktunya untuk beristirahat dan sejenak menikmati hidup. 

Contoh lain adalah  rendang yang berasal dari kata marandang. Di balik kenikmatan rendang yang mendunia ini, terkandung makna yang direpresentasikan oleh santan, rempah, dan cabai merah.

Virginia melihat rendang yang dalam sejarahnya dibuat dengan proses memasak yang panjang, diolah dengan bahan-bahan terbaik, merupakan tanda kasih yang disiapkan orang tua untuk anak-anak yang merantau.

Kearifan lokal lain yang sebenarnya sudah membudaya di berbagai etnis adalah makan bersama. Contohnya, Bajamba di Sumatra Barat, sebuah tradisi yang mencerminkan prinsip kebersamaan dan saling berbagi. Makanan yang disajikan dalam porsi cukup besar, namun dimakan bersama sehingga tidak ada yang terbuang. 

Pengaturan porsi yang tepat dan saling berbagi memastikan makanan yang dihidangkan bisa dihabiskan oleh mereka yang hadir. Tanpa disadari, tradisi ini mengurangi pemborosan makanan atau food waste.

Khoirul mengungkapkan, solusi agar tidak menjadi food waste bukan makan sebanyak-banyaknya sampai habis. Yang dianjurkan adalah food sharing, yang bisa membantu mengurangi sampah makanan, sekaligus mengontrol porsi makan. Masalahnya, ketika sakit akibat makanan, orang terkadang menyalahkan makanannya. Misalnya, sakit setelah Idul Adha, yang disalahkan ketupat dan sate. 

“Makanan itu tidak salah. Ketika kita punya 10 tusuk sate, lalu hanya menyantap 2 tusuk, dampaknya akan berbeda kalau kita menghabiskan 10 tusuk sekaligus, ditambah 10 tusuk lagi kiriman dari tetangga. Kalau mau sehat, kita harus punya kesadaran untuk mengendalikan cara makan. Itulah kenapa portioning menjadi penting,” kata Khoirul, Program Studi Gizi, Fakultas Teknologi Pangan dan Kesehatan, Universitas Sahid Jakarta.

Dan, keseimbangan dalam budaya pangan itu menjadi nilai yang berharga. Sejumlah etnis memiliki cara tersendiri untuk menjaga tubuhnya agar makanan tidak masuk berlebihan dengan cara berpuasa. Maka, hingga kini masih ada yang menjalankan puasa Senin-Kamis, puasa mutih, dan puasa weton. 

Kembali ke selera asal

Tama melihat sebuah fenomena yang menarik, yaitu warga perkotaan makin menggemari makanan tradisional. Bagi masyarakat urban, makanan tradisional menjadi sesuatu yang prestigious. Karena, papeda dari Papua dibawa ke Jakarta, coto dari Makassar masuk ke Jakarta, dalam konsep resto yang high end.

Prediksi Harga Bitcoin Tahun 2025: Simak Dua Sisi Perspektif Ini

Prediksi Harga Bitcoin Tahun 2025: Simak Dua Sisi Perspektif Ini

Shopee, Skintific, dan Perebutan Tahta Pasar Pelembap Indonesia

Industri kecantikan Indonesia berkembang pesat, dengan perawatan kulit memimpin pasar senilai $2 miliar USD....

ASRI Dukung Program Keberlanjutan melalui Kemitraan Strategis dengan Xanh SM

ASRI, salah satu pengembang properti terkemuka di Indonesia, mempertegas komitmennya dalam mendukung pembangunan berkelanjutan...

- A word from our sponsor -

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here