Ketiga, pelatihan cara memberi umpan balik harus dibekalkan kepada setiap pemberi umpan balik. Sekali pelatihan bisa membuat peserta dari tidak tahu menjadi tahu. Untuk membuat peserta menjadi terampil, dibutuhkan lokakarya-lokakarya agar mereka bisa mendiskusikan pengalaman pemberian umpan baliknya dan mencari cara yang lebih baik.
Culture shift ini tentunya tidak akan terjadi dalam semalam. Untuk mempelajari kebiasaan baru, dibutuhkan waktu berproses. Namun, kita perlu ingat bahwa upaya ini adalah investasi yang sangat berharga.
Keempat, kegiatan umpan balik perlu dijaga rutinitasnya. Setiap karyawan perlu bertanggung jawab terhadap pelaksanaan dan hasil yang didapatkan. Koreksi kesalahan perlu menjadi kebiasaan yang berjalan secara natural dalam organisasi.
Budaya umpan balik menjamin masa depan
Dalam grup-grup komunikasi, kita sering melihat apresiasi berbentuk pujian terhadap kinerja seseorang. Hal ini tentunya baik, tetapi kita perlu mengingat bahwa ini tidak cukup untuk membudayakan umpan balik.
Untuk menjadi budaya, umpan balik harus bermakna, behaviour based bukan trait based, melihat ke depan, obyektif, terus-menerus, dan langsung.
Saat ini umpan balik tidak hanya mengenai kinerja dan proses kerja, tetapi juga sudah merambah ke well being individu. Jelas bahwa budaya ini mempererat hubungan karyawan dan memberi kekuatan bersaing, serta adaptif terhadap perubahan.
EXPERD, HR Consultant/Konsultan SDM
Diterbitkan di Harian Kompas Karier 15 April 2023