Celah Terpapar Covid-19 di PTM Mahasiswa

Oleh Suryo Winarno

Pandemi Covid-19 di Indonesia melandai pasca PPKM Level dilaksanakan kontinu sejak Juni hingga kini. Hasil PPKM Level terjadi penurunan signifikan kasus positif infeksi Corona pada Oktober 2021, Indonesia dipuji dunia karena kolaborasi pengelola pandemi dan masyarakat mengubah citra negatif menjadi positif, melalui laporan harian data yang dipercaya masyarakat internasional.

Citra negatif Indonesia saat mengalami kenaikan kasus positif Covid-19 tinggi mencapai puncak 54.000 per hari pada pertengahan Juli 2021. Sehingga Indonesia diperkirakan tidak bisa mengatasi pandemi Corona dan menimbulkan pesimisme karena kekurangan persediaan oksigen, harga obat dan vitamin melonjak tidak terkendali, rumah sakit dan fasilitas isolasi mandiri melebihi kapasitas yang tersedia. Implikasinya, pemerintah bertindak cepat dan darurat.

PPKM Darurat diterapkan Juni yang terus dipantau dan dievaluasi setiap minggu untuk melanjutkan kondisi darurat. Akhir Agustus Indonesia bisa keluar dari kondisi mencekam mengingat serangan varian Delta sangat ganas berupa kematian pasien terinfeksi Covid-19 tanpa mengenal status sosial (pejabat tinggi negara atau rakyat biasa).

Saat puncak penularan varian Delta, Indonesia mencapai ranking pertama dunia dengan angka kematian 2000 per hari dan kasus positif Covid-19 mencapai 54.000 per hari. Karena itu, PPKM Darurat diterapkan pertama di Jawa-Bali untuk pengendalian Covid-19 secara kontinu, dilanjutkan PPKM Darurat di luar Jawa-Bali.

Memasuki Oktober 2021 pemulihan Covid-19 cenderung melandai hingga mengubah citra positif Indonesia dalam pengendalian infeksi Corona. Karena angka kasus positif Corona dan kematian harian berhasil dikendalikan dan berkurang signifikan dibanding Juni dan Juli 2021.

PERINGKAT TERTINGGI

Perkembangan kasus positif Covid-19 secara nasional pada minggu kedua Oktober 2021 tren menurun. Data Penanganan Covid-19 tanggal 11 – 16 Oktober 2021 melaporkan kasus positif Corona berturut-turut 620, 1.261, 1.233, 1.053, 915, 747. Sementara kasus kematian harian pada periode yang sama berkurang sebagai berikut: 65, 47, 48, 37, 41, 19.

Dengan demikian angka kematian secara nasional di Indonesia turun sangat siginifikan, yaitu dari ribuan orang per hari menjadi puluhan orang per hari (2000 menjadi 19). Sedangkan kasus positif corona juga menurun, yakni puluhan ribu menjadi ratusan kasus per hari (54.000 menjadi 747).

Data Nikei Covid-19, 6 Oktober 2021 melaporkan Indonesia masuk peringkat 54 dalam pemulihan Covid-19. Negara ASEAN lainnya adalah Singapura peringkat 70, Kamboja 76, Malaysia 102, Myanmar 105, Thailand 109, Vietnam 118, Laos 120, dan Filipina 121.

Keberhasilan mengendalikan kasus Covid-19 di Indonesia hingga terjadi perubahan signifikan berkat kolaborasi dan kemitraan berbagai pihak instansi dengan masyarakat, mempercepat dan meningkatkan vaksinasi di seluruh wilayah Indonesia, dan penerapan PPKM Multilevel tingkat nasional hingga provinsi/kabupaten/kota.

CELAH POTENSI INFEKSI

Melihat kondisi infeksi corona dan angka kematian harian berkurang signifikan secara nasional, pada 18 Oktober dan akhir Oktober 2021 sejumlah Perguruan Tinggi akan melaksanakan pengajaran tatap muka (PTM) Terbatas. Misalnya, IPB, UNPAD, UGM. Pertimbangan yang mendukung penerapan PTM Perguruan Tinggi Terbatas.

Pertama, mahasiswa sudah dewasa sehingga lebih mudah diatur dibanding siswa sekolah SD-SMTA. Sementara PTM Sekolah sudah lebih dulu pada September 2021 di beberapa daerah (DKI) dan daerah lain akan dilaksanakan pada Oktober (misalnya, di Semarang) dengan catatan siswa divaksin tidak menjadi persyaratan utama mengikuti PTM Sekolah.

Sehingga PTM Sekolah menimbulkan korban klaster sekolah, diakui atau tidak oleh pihak penanggung jawab melaksanakan program ini. Implikasinya, PTM Sekolah memiliki kasus positif Corona sebagian dihentikan, seperti di Tangerang. Sedangkan siswa terinfeksi Covid-19 dirawat secara terpisah dan tidak sekolah selama masa inkubasi Corona.

Kedua, positif rate nasional jauh dibawah standar WHO 5 persen dianggap lebih aman dibanding PTM Sekolah pada bulan September (positif rate 4 persen). Menurut Data Penanganan Covid-19, angka positif rate berkisar 0,6 – 0,8 periode menjelang PTM Perguruan Tinggi Terbatas. Angka positif rate tersebut periode 6-10 Oktober 2021.

Ketiga, data per 16 Oktober 2021 dari target vaksinasi nasional sebesar 208,3 juta orang, realisasi vaksinasi dosis pertama mencapai 106,7 juta (51,22%), sedangkan vaksinasi dosis kedua 62,2 juta orang (29,85%). Perinciannya, target SDM Kesehatan 1.468.764 orang, realisasi vaksinasi dosis pertama 1.999.646 orang (136,14%) dan vaksinasi dosis kedua 1,872.219 orang (127,47%).

Target vaksinasi petugas publik sebesar 17.327.167 orang, realisasi vaksinasi dosis pertama 27.916.185 orang (161,11%) dan vaksinasi dosis kedua 2.996.337 orang (126,95%). Target vaksinasi anak usia 12-17 tahun 26.705.490 orang, terealiasi vaksinasi dosis pertama 4.087.685 orang (15,31%) dan vaksinasi dosis kedua 3.026.975 orang (11,33%).

Target vaksinasi masyarakat rentan dan umum 141.211.181 orang, realisasi vaksinasi dosis pertama 64.001.269 orang (45,32%) dan vaksinasi dosis kedua 29.543.473 (20,92%). Target vaksinasi lansia 21.553.118 orang, realisasi vaksinasi dosis pertama 7.538.781 orang (34,98%) dan vaksinasi dosis kedua 4.774.467 (22,15%).

Target vaksinasi Gotong Royong 15.000.000 orang, realisasi vaksinasi dosis pertama 1.117.392 orang (7,45%) dan vaksinasi dosis kedua 951.863 orang (6,35%).

Pertanyaannya, apakah menjamin lingkungan kondusif (orang dewasa, positif rate rendah, dan vaksinasi tinggi) mahasiswa dan mahasiswi tidak terpapar Covid-19? Celah mahasiswa, tenaga pengajar, dan tenaga administrasi PTM Perguruan Tinggi terinfeksi corona sebagai berikut.

Pertama, pasien Corona tidak bergejala dan tidak jujur bersentuan dengan orang sehat. Kemungkinan orang bisa terinfeksi kalau orang memiliki kormobid atau tubuh sedang kelelahan. Orang sudah tervaksinasi juga punya potensi sama terpapar, cuma cepat sembuh. Di sini kejujuran mahasiswa menjadi solusi pencegahan penularan corona saat PTM Mahasiswa.

Kedua, protokol kesehatan tidak diterapkan ketat ketika berkumpul antar mahasiswa atau mahasiswa berkomunikasi dengan dosen atau mahasiswa komunikasi sesama mahasiswa. Kondisi ini potensi menimbulkan penularan corona dari orang tidak bergejala kepada orang sehat. Dengan demikian, protokol kesehatan menjadi kunci utama mencegah penularan infeksi corona PTM Perguruan Tinggi.

Suryo Winarno adalah Praktisi Kesehatan Kerja dan Lingkungan di Industri Makanan.

Somerset Grand Citra Jakarta Tawarkan Year-End Sale dengan Diskon Hingga 50%

Somerset Grand Citra Jakarta mempersembahkan promo Year- End Sale yang menarik dengan menawarkan diskon...

Portofolio Merek MAP Boga Adiperkasa Tutup Tahun 2024

Meresmikan Gerai Baru dan Hadirkan Rangkaian Bingkisan Akhir Tahun EksklusifAkhir tahun sudah di depan...

POCO Dukung Masa Depan Esports Indonesia

Harga Lebih Ekstrem, Gaming Lebih JagoTeam Liquid ID baru aja bikin bangga se-Indonesia dengan...

- A word from our sponsor -

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here