- Mercy Corps Indonesia akan laksanakan program Seed 4 Women dengan dukungan Citi Foundation. Program ini menyasar pengusaha perempuan untuk dapat mengakses layanan keuangan berbasis digital.
- Program SEED 4 Women direncanakan akan menjangkau 750 penerima manfaat yang ditargetkan, yaitu perempuan pengusaha kecil (yang mana 20% di antaranya adalah perempuan muda di Kabupaten Malang dan Kota Malang).
- Tujuan dari program ini adalah meningkatkan pengetahuan bisnis termasuk pengelolahan bisnis dan keuangan yang mengarah pada peningkatan perilaku menabung. Lebih spesifik, tujuannya adalah untuk meningkatkan praktik bisnis, menciptakan 10% lebih banyak pekerjaan para perempuan pengusaha kecil ini, dan meningkatkan keuntungan sebesar 15% melalui peningkatan akses ke layanan keuangan digital dan pendampingan digital dalam jangka 2021-2024.
- Selain itu, Program SEED 4 Women juga berharap agar perempuan pengusaha kecil secara aktif menggunakan dan memanfaatkan layanan keuangan digital melalui jaringan agen, dalam hal ini ialah agen Laku Pandai (Layanan Keuangan Tanpa Kantor).
Citi Indonesia bekerjasama dengan Mercy Corps Indonesia untuk tingkatkan inklusi keuangan bagi pengusaha perempuan di Malang, khususnya dalam mengakses layanan keuangan berbasis digital. Bernama program SEED 4 Women program ini diluncurkan oleh Drs. Teten Masduki selaku Menteri Koperasi dan UKM Republik Indonesia, Batara Sianturi selaku CEO Citi Indonesia dan Ade Soekadis selaku Direktur Eksekutif Mercy Corps Indonesia.
Dari sekitar 60 juta usaha di Indonesia, 99% di antaranya adalah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Usaha Mikro dan Kecil (UMK) menyumbang sekitar 80% dari lapangan kerja nasional dan memberikan kontribusi penting bagi perekonomian Indonesia.
Berdasarkan laporan dari Bank Indonesia tahun 2018, 37 juta UMK atau 60% di antaranya merupakan usaha kecil yang dipimpin oleh perempuan. Meski memiliki persentase lebih banyak, data dari The World Bank Global Index tahun 2017 menunjukkan bahwa akses perempuan terhadap inklusi keuangan 7% di bawah laki-laki, sedangkan menurut data Global Woman Financial Literacy Index, akses keuangan perempuan di Indonesia 4% di bawah laki-laki.
Banyak hal yang menghambat perempuan dalam mencapai inklusi keuangan dan akses ke layanan keuangan, diantaranya budaya dan kelembagaan, tingkat melek huruf dan pendidikan yang rendah, peraturan perundang-undang dan praktik yang masih diskriminatif, dan kendala waktu.
Kurangnya inklusi dan akses ini menghambat partisipasi para perempuan dalam perekonomian, menghalangi mereka untuk meningkatkan kesejahteraan finansial, kesejahteraan keluarga serta komunitas. Inklusi keuangan sangat penting tidak hanya bagi individu, tetapi juga bagi sebuah usaha untuk berkembang. Penggunaan layanan keuangan digital (yang ditawarkan oleh lembaga keuangan formal) kepada perempuan pengusaha kecil juga masih sangat rendah.
Pemerintah Indonesia menyadari pentingnya memahami dimensi gender dari inklusi keuangan dan mencanangkan Strategi Nasional Keuangan Inklusif. Strategi ini bertujuan untuk mengatasi kesenjangan gender dengan mengembangkan program dan intervensi yang secara khusus menargetkan perempuan yang tidak memiliki rekening bank dan tidak memiliki akses terhadap layanan perbankan lain.