Oleh Suryo Winarno
Pandemi dunia memasuki gelombang tiga di negara-negara memiliki vaksinasi tinggi. Berdasarkan realita vaksinasi tidak menghentikan infeksi kepada manusia, namun vaksinasi hanya mengurangi keparahan dan penularan Covid. Hal ini dialami penulis pada Juni 2021 dan pertambahan kasus Covid di negara maju karena perilaku abai terhadap protokol kesehatan.
Negara maju memiliki vaksinasi tinggi seperti Amerika Serikat vaksinasi 52 persen, Inggris 65 persen, Israel 63 persen tapi terjadi kenaikan kasus covid. Saat ini kasus positif covid tinggi di Inggris, Rusia, Turki, Amerika Serikat, dan Ukrania. Lima negara ini memiliki tambahan kasus positif lebih dari 20.000 dalam sehari.
Inggris memiliki kasus positif Covid bertambah 44.985 orang dalam sehari sehingga total kasus 8.734.934 orang dan kematian bertambah 135 orang maka total kematian 139.461 orang. Rusia melaporkan tambahan 37.676 kasus baru hingga total kasus 8.205.983 orang. Sayangnya, kasus kematian juga tinggi 1.075 orang per hari maka komulatif kematian 229.528 orang.
Turki penambahan kasus infeksi Covid 26.217 orang sehingga total kasus 7.827.013 orang dan kasus kematian bertambah 217 orang dengan jumlah komulatif 68.917 orang. Amerika Serikat tambahan kasus positif Covid baru 25.208 orang dan totalnya 46.289.804 orang. Sedangkan kasus kematian 435 orang sehingga total 82.483 orang.
Ukrania memiliki tambahan kasus positif baru Covid-19 sebanyak 23.229 orang sehingga totalnya 2.748.614 orang. Selanjutnya, angka kematian bertambah 483 orang maka total kasus meninggal dunia 63.486 orang (Worldometer, 24/10/21). Dengan demikian Amerika Serikat pemegang total kasus infeksi dan kematian tertinggi di dunia. Bagaimana di Indonesia kasus positif Covid dan kematian per hari?
INDONESIA
Data Satgas Covid-19, bulan oktober 2021 kasus positif dan kematian melandai. Kasus positif covid baru dibawah seribu dan kasus kematian puluhan per hari. Sayangnya, bulan Juni dan Juli angka kematian tinggi per hari (ribuan) sehingga berpengaruh total angka kematian tinggi dalam rentang waktu dua tahun pandemi.
Sekedar menunjukkan kasus positif Covid-19 melandai angka infeksi terendah 626 orang dan tertinggi 914 orang. Sementara angka meninggal tertinggi 50 orang dan terendah 19 orang dalam hari. Dengan mengevaluasi kasus positif dan kematian rendah maka positif rate menjadi rendah, yaitu berkisar 0,43 % – 0,55 % (WHO 5%) periode 19-23 Oktober 2021.
Pertanyaanya, apa menjamin kondisi infeksi Covid-19 dan kematian rendah per hari tidak terjadi gelombang tiga pandemi di Indonesia. Sejumlah faktor bisa menimbulkan gelombang tiga pandemi Covid seperti vaksinasi, regulasi penangan Covid, protokol kesehatan, mutasi varian virus.
Data Satgas Covid-19 tanggal 23 Oktober melaporkan vaksinasi nasional mencapai 53,9 persen (112.217.928) untuk dosis pertama dan 32,25 persen (67.165.732) untuk dosis kedua. Total sasaran vaksinasi lengkap di Indonesia 208.265.720 (77.14 %). Artinya, penduduk belum divaksin masih sekitar 47 persen.
Penduduk belum vaksin sebesar 47 persen bisa jadi sumber potensi menimbulkan gelombang tiga Covid. Kita belum tahu kondisi penduduk 47 persen dalam kondisi sehat atau sakit, dan punya penyakit bawaan atau tidak mesti diketahui untuk mencegah Covid.
Karena itu, perlu dipetakan infeksi tinggi guna menekan kematian pasien akibat Covid-19. Per 24 Oktober provinsi punya tambahan kasus tinggi Covid di Jawa Tengah (150), DKI (116), Jawa Timur (74), Jawa Barat (72), dan Kalimantan Timur (34).
GELOMBANG KETIGA
Vaksinasi tinggi tidak menghentikan kasus Covid karena efekfititas vaksin sudah turun mengingat antibodi sudah lebih dari umur efektifitas yang ditentukan, misalnya lebih dari enam bulan atau disebabkan infeksi Covid berasal dari kerumunan di jalan atau restoran.
Regulasi penanganan Covid mesti mudah diterapkan untuk mencegah gelombang tiga pandemi. Gelombang pertama pandemi terjadi 31 Januari 2021 dengan infeksi tertinggi 14.518 sehari, mampu diredam hingga kasus positif Covid turun pada 15 Mei 2021 dengan infeksi 2.385 orang.
Namun gelombang kedua infeksi covid terlambat ditangani karena kasus baru Covid sudah 27.913 orang pada 3 Juli dan baru diterapkan PPKM Darurat. Sebelumnya, kasus positif Covid sudah naik tinggi pada 25 Juni sebanyak 18.872 orang dan kasus positif Covid pertengahan Juni 2021 sebesar 12.624 orang -15.308 orang per hari tidak direspon pemerintah.
Penerapan protokol kesehatan mesti dijaga ketat supaya tidak menimbulkan sumber penularan. Protokol kesehatan yang longgar telah menimbulkan kasus baru di berbagai daerah, seperti kasus di Bantul, Yogyakarta saat olah raga.
Data Satgas Covid-19 melaporkan terjadi penurunan kepatuhan pakai masker di tingkat kabupaten/kota sebesar 6 persen. Penurunan pemakaian masker pada orang yang patuh diatas 91 persen. Sedangkan kepatuhan menggunakan masker tingkat 61-75 persen naik menjadi 5 persen. Total orang patuh memakai masker di bawah 60 persen berjumlah sedikit (8%).
Penurunan kepatuhan menjaga jarak dan menghindari kerumunan di tingkat kabupaten/kota juga 6,5 persen pada orang yang patuh tingkat 91 persen. Sementara orang patuh menjaga jarak dan menghindari kerumunan tingkat 60-75 persen sebanyak 29 persen. Orang tidak patuh menjaga jarak dan menghindari kerumunan dibawah 60 persen hanya sedikit (7-11%).
Mutasi varian virus mesti dianalisa laboratorium secara masif untuk antisipasi serangan ganas pasien. Seperti diketahui gelombang kedua pandemi varian Delta mendominasi serangan kepada pasien Covid menimbulkan korban berjatuhan tinggi per hari. Saat puncak pandemi kematian mencapai 2.069 pada 27 Juli 2021.
Berdasarkan data, tanpa menerapkan protokol kesehatan varian Alpha dapat menularkan 15.000 orang, sementara varian Delta bisa menularkan 100.000 orang per satuan waktu. Dengan dominasi varian Delta Indonesia panen kasus positif covid-19 dan kematian harian tinggi. Karena itu, analisa varian Corona sangat penting kalau ditemukan kenaikan signifikan kasus positif di wilayah Indonesia.
Akhirnya, pemantauan secara kontinu terhadap pemicu gelombang tiga pandemi Covid menjelang akhir tahun 2021 menjadi sangat penting demi kelangsungan bangsa dan rakyat Indonesia yang sudah menderita akibat serangan viru corona selama dua tahun. Semoga pemerintah tidak alpa mengenai hal ini.
Suryo Winarno, Praktisi Kesehatan Kerja dan Lingkungan di Industri Makanan.