Bagi Khalila, ini merupakan peragaan busana yang ke-12, sebanyak empat kali bersama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Belitung Timur, delapan kalinya di catwalk umum. “Selain mengasah kemampuan modeling di event-event besar dan kami dituntut lebih kreatif dan bersaing secara sehat,” katanya.
Tak kalah kreatif dan terlihat eksklusif adalah ‘Billitonite Costum’ persembahan dari fashion designer Robiyanto. Kostum kreatif in terinspirasi dari keindahan batu Satam yang merupakan batu khas dari Belitung yang pertama kali ditemukan di Belitung pada 1973.
Busana kreatif yang terlihat anggun ini didesain menggunakan bahan dasar karung goni dan karung beras plastik AA, kemudian setelan celana dan atasan yang dicat hitam mengambil filosofi dari warna batu satam. Begitu juga dengan penutup kepala menggunakan terindak yang dicat hitam dihiasi manik-manik dan batu satam kecil yang dibuat dari setereoform.
Aksesoris menggunakan hiasan dada dari karung goni yang dihiasi dengan bunga cemara kering dan daun bakau kering, di bagian pinggang menggunakan hiasan dari stereoform yang di bentuk menjadi batu satam, dan properti di tangan memegang batu satam buatan.
Sehingga ada 6 bahan yang di gunakan yaitu goni, karung beras AA, terindak, stereoform, bunga cemara kering dan bunga bakau kering sehingga Billitonite Costum bisa dideskripsikan dengan indah pada fashion show kreatif kali ini.
Aisyah Putri Ramadhani, model yang memeragakan look ‘Billitonite Costum’ mengaku antusias sekaligus melatih kepercayaan diri. “Dan yang terpenting adalah bisa berkreativitas, serta mempromosikan industri ekonomi kreatif kabupaten Belitung Timur,” pungkasnya. [*]