Museum Nasional bekerjasama dengan kurator kopi Daroe Handoyo, CEO Nooskav Coffee telah menyelenggarakan bincang tentang diplomasi kopi. Acara menghadirkan beberapa diplomat senior, Kepala Perwakilan RI, pejabat Kemlu dan para penggiat kopi. Acara yang diadakan pada tanggal 14 Desember 2022 mendapatkan antusiasme dari para hadirin baik secara online maupun offline.
Dalam pidato pembukaannya, Dubes RI untuk Qatar Ridwan Hassan menyambut baik penyelenggaraan acara ini. Dijelaskan bahwa sepanjang tahun 2023 nanti, Indonesia menjadi negara mitra penyelenggaraan Qatar Year of Culture. Dalam perhelatan tersebut, Indonesia dan Qatar akan saling mempromosikan kekayaan budaya masing-masing negara.
”Program acara dalam pameran ini menghadirkan serangkaian informasi kepada publik yang menawarkan pengetahuan, rekreasi dan selebrasi kopi nusantara bersama jejaring komunitas produsen, penggiat dan penggemar kopi dengan menggali berbagai hubungan antara masyarakat Indonesia dengan kopi,” ujar Ridwan Hassan.
Disebutkan bahwa ini merupakan kesempatan dan showcase kopi Indonesia yang perlu diketahui tidak saja publik Qatar, tetapi juga Timur Tengah. ”Qatar mengimpor kopi dari Indonesia hanya 740.000 Dollar US per tahun,” kata Ridwan. Tentu dengan diplomasi dan best practices RI di negara-negara lain, situasi perdagangan ini dapat diperbaiki menjadi lebih menguntungkan bagi Indonesia.
Diplomasi kopi adalah tugas yang memerlukan kerjasama dan kolaborasi
Pembicara berikutnya adalah Dubes Prayono Atiyanto, Diplomat Ahli Utama Kemlu. Dijelaskan tentang komitmen Kementerian Luar Negeri (Kemlu) terkait diplomasi kopi. Kegiatan ini merupakan salah satu aktivitas penting dari diplomasi ekonomi. Di pusat Tim Percepatan dan Perwakilan Ekonomi (TPPE) juga memiliki mandat ini sejak Desember 2021 sampai sekarang.
Kemlu beserta seluruh Perwakilan RI di luar negeri telah melakukan berbagai promosi produk-produk kopi Indonesia dengan fokus spesialti kopi. Untuk itu diperlukan pencarian pasar-pasar potensial untuk mempromosikan kopi (niche market). Prayono menyatakan bahwa agar diplomasi kopi sukses, maka diperlukan kerjasama dengan instansi terkait, akademisi dan pelaku bisnis.
Inovasi berupa platform forum bisnis
Nara sumber berikutnya adalah Robby Wattimena. Diplomat Kemlu ini menjelaskan tentang platform digital bernama Indonesia-Latin America and the Caribbean (INA LAC). Secara resmi diluncurkan Menlu RI pada pada tahun 2020 dan mengingat besarnya animo dan tingginya pemanfaatan platform INA-LAC, maka Kemlu mengembangkan platform tersebut menjadi lebih luas dari Kawasan Amerika Selatan dan Karibia menjadi Kawasan Amerika dan Eropa.
Selanjutnya Roby menyatakan bahwa Platform INA Access ini merupakan Platform ini milik bersama dan dapat dimanfaatkan oleh semua pihak yang terkait promosi bidang perdagangan, investasi dan turisme. Untuk pelaku usaha (exhibitor) dapat bergabung secara gratis tanpa pungutan biaya apapun.