Peru mewakili 1 persen anggur yang diimpor Indonesia
Peru mempertahankan pasar Asia sebagai targetnya dengan tujuan menjadi mitra strategis untuk ekspor produk segarnya. Selain menjadi salah satu negara Amerika Latin dengan pengaruh internasional yang kuat, ekspor makanan merupakan yang kedua dalam penghasil mata uang utama.
Meskipun Amerika Utara dan Uni Eropa tetap menjadi salah satu target pasar utamanya, pertumbuhan perdagangan dengan Asia di sektor buah dan sayuran telah berkembang sangat positif selama beberapa tahun terakhir.
Dalam periode Januari – Oktober tahun 2021, ekspor pangan pertanian naik 30 persen di Indonesia dan memperoleh nilai mendekati USD 29 juta. Angka ini meningkat signifikan dibanding USD 22 juta yang tercatat pada periode yang sama tahun 2020.
Produk agro-ekspor utama ke Indonesia adalah biji kakao mentah, produk yang menyumbang sekitar 94 persen dari pengiriman Peru ke pasar ini. Bahkan, pada 2020, Peru menjadi pemasok terbesar kelima untuk produk ini ke Indonesia. Produk penting lainnya adalah tara gum (USD 715.000), buah delima segar (USD 294.000), dan anggur segar (USD 176.000).
Â
Menurut Asia Fruit Congress Statistics Handbook tahun ini, tren impor di Indonesia yang selama beberapa tahun terakhir dipertahankan jadi lebih stabil, dalam neraca perdagangan telah melampaui angka ekspor. Dengan populasi 273,5 juta jiwa dan konsumsi buah per kapita lebih dari 80 kg per tahun, popularitas produk segar seperti anggur terus meningkat tanpa henti.
Inilah yang menyebabkan kenapa pasar ini berpotensi besar untuk pertumbuhan dalam hal peningkatan ekspor makanan Peru dan memperkuat hubungannya dengan Association of Southeast Asian Nation.