Generasi muda sekarang pun terlihat semakin peduli dengan nilai-nilai yang diusung perusahaan. Mereka semakin kritis menilai apakah perusahaan benar-benar mempraktikkan nilai luhur yang dipasang di dinding perusahaan.
Tanggung jawab pemimpin dan pengelola SDM semakin jelas. Para pemimpin menjadi model untuk menginspirasikan rasa percaya, kejujuran, dan semangatnya sehingga membuat karyawan merasa didukung, dihargai, dan termotivasi.
Berinvestasi pada EX
Employee value proposition (EVP) melampaui sekadar upah dan segala macam tunjangan. Beberapa elemen, seperti budaya perusahaan, peluang pengembangan karier, kebijakan work-life balance, dan lingkungan kerja yang mendukung perlu dimasukkan pada penawaran kepada karyawan.
Kemajuan teknologi dengan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) sebenarnya memiliki peran besar untuk membuat kehidupan karyawan di organisasi menjadi lebih mudah.
Program pelatihan yang spesifik dengan kebutuhan hingga proses pemantauan perkembangan masing-masing karyawan, komunikasi yang seamless, dan jalur karier yang dipersonalisasi adalah beberapa hal yang dapat dilakukan organisasi dengan bantuan teknologi untuk membuat karyawan merasa unik dan dihargai.
Pelanggan akan mempertahankan loyalitasnya pada perusahaan yang konsisten dan reliabel dengan janji-janjinya. Demikian juga employee experience harus menjadi momen nyata yang benar-benar dirasakan oleh karyawan dalam setiap interaksinya di perusahaan. Jangan sekadar konsep yang dijanjikan oleh pimpinan perusahaan.
Apakah pimpinan tahu siapa yang paling sedikit mengambil cuti, siapa yang sering lembur, apa harapan mereka yang baru bergabung, siapa yang kerap makan siang sendirian, apa alasan utama mereka yang mengundurkan diri? Ketidakpedulian akan tetap terasa sekalipun dibungkus kata-kata manis pemimpin. If happiness translates, then so does employees’ unhappiness.
EXPERD, HR Consultant/Konsultan SDM
Diterbitkan di Harian Kompas Karier 27 Januari 2024