Sukseskan Singkong Indonesia, Kementan, MSI dan Grup Accor Berkolaborasi
Ubi kayu merupakan bahan pangan alternatif sebagai pengganti beras. Hal tersebut menunjukkan bahwa ubi kayu berpotensi untuk meningkatkan indeks ketahanan pangan di Indonesia karena jumlah produksinya yang tinggi dan sehat untuk dikonsumsi.
Ubi kayu atau biasa disebut singkong sebagai komoditas tanaman pangan yang luar biasa perannya. Sebagian industri menggunakan singkong salah satunya sebagai bahan baku tapioka. Kebutuhan tapioka di Indonesia mencapai 9-10 juta ton namun belum mampu dicukupi keseluruhan dari produksi dalam negeri.
Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Tim Propaktani bekerja sama dengan Masyarakat Singkong Indonesia (MSI) dan grup perhotelan Accor menggelar acara “Fiesta Singkong 2021“ dengan tema “Produktivitas Meningkat, Sejahtera Bersama Singkong” sekaligus pengukuhan Kampung Singkong di Kota Salatiga yang langsung dikukuhkan oleh Wali kota Salatiga dengan Panen singkong secara simbolis.
Acara ini berlangsung secara hybrid dan bertempat di Novotel Suites Yogyakarta Malioboro dengan mengikuti protokol kesehatan yang berlaku. Hadir juga secara live dan vcon seluruh kabupaten dan provinsi seluruh Indonesia.
Dalam sambutannya via vcon Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, hadirnya kegiatan pesta singkong ini dapat memberi semangat kepada MSI dan petani singkong untuk dapat terus meningkatkan produksi singkong agar dapat menjadi makanan pendamping beras atau nasi dan makanan pokok lainnya.
“Terima kasih kepada seluruh semua unsur yang sudah andil yang telah menggagas acara ini,“ ucap SYL.
“Fiesta singkong ini mengakumulasi 3 agenda yaitu budidaya, pasca panen dan mengolahnya serta bagaimana kita memasarkan budidaya dan mencari pasar yang stabil, market yang kokoh dan market yang makin expand bahkan bisa menghadirkan kekuatan pertanian untuk singkong dan bisa mendunia,” jelasnya.
“Jangan hanya menjual singkong tapi juga harus dapat mengolahnya dan inilah wujud pertanian yang nyata,“ lanjutnya.
SYL berterima kasih untuk grup Accor yang sudah mau membantu mempopulerkan produk pertanian.
Masih dengan nada semangat SYL terus memberikan motivasinya, “Pertanian adalah kebutuhan makan, pertanian adalah ekonomi yang besar pertanian adalah tanda majunya suatu negara, kita mempunyai banyak sumber daya manusia yang ahli begitu banyak profesor kita yang cukup berkompeten untuk bisa turut andil dalam tumbuhnya pertanian kita,” paparnya.
Sangat disayangkan apabila kafé-kafé yang ada menyajikan makanan impor. Singkong goreng enak, direbus juga enak masih ada pisang goreng dan lainnya yang bisa dinikmati dan secara langsung kita juga bisa mensejahterakan petani.
Dalam masa Covid ini hanya pertanian yang pertumbuhan ekonominya naik 16,4%. Hal itu menunjukkan pertanian kita akan terus maju dengan pengembangan semua komoditi yang bisa menjadi pangan lokal yang bermutu. “Kalau tidak bisa makan beras, kenapa tidak makan singkong?“ imbuh SYL.
Di tempat yang sama Direktur Jenderal Tanaman Pangan dalam laporannya kepada Menteri Pertanian menyampaikan, “Acara ini sangat bagus bagaimana singkong bisa memenuhi standar dan kualitas yang diminati pasar termasuk di hotel-hotel,” lapornya.
Kemudian ada MOU dari berbagai stakeholder termasuk perjanjian kerjasama ada 4 UMKM di wilayah Yogya serta Grup Accor yang di kota itu ada 7 hotel dan seluruh Indonesia ada 140 hotel.
Sesuai arahan Menteri yang lalu kami sudah bergerak di Bali, Surabaya dan sekarang di Yogya, ke depan akan ke kota-kota yang lain untuk eksekusi dan implementasinya.
Turut hadir dalam acara tersebut Dr. Iskandar Andi Nuhung (Dewan Penasihat MSI), Prof. Achmad Subagio (Waketum Bidang Industri dan Teknologi MSI) dan masih banyak yang lainnya.
Dilakukan juga penyerahan KUR dari Bank Mandiri, Bank BNI dan Bank BRI kepada beberapa UMKM Dukungan dari perbankan yang bisa untuk mengembangkan produksi singkong dan bantuan dari pemerintah kepada kelompok tani berupa pupuk organik untuk budidaya singkong.
Pada kesempatan yang sama Ketua Umum MSI Arifin Lambaga menyampaikan, “Singkong merupakan potensi sumber pangan lokal, dan kami mengajak masyarakat agar mengubah pola pikir, bahwa nasi bukan satu-satunya sumber karbohidrat, karena masih banyak sumber pangan lokal seperti umbian, sukun, jagung, sagu dan lainnya yang nilai gizinya setara dengan beras,” jelasnya.
Singkong menjadi pendamping beras, makanan yang sehat yang akan hadir di outlet di seluruh Indonesia. “Dan kami tidak lupa mengucapkan terima kasih ke grup Accor yang sudah mulai menyediakan menu-menu singkong untuk para tamunya,” kata Arifin.
Singkong merupakan sumber pangan, sumber energi dan sumber pemasukan bagi masyarakat luas. ”Singkong banyak sekali produk-produknya yang dapat membuka peluang kerja dan memperluas rantai pasok penyebaran singkong dan produk olahannya,” tuturnya.
Fiesta Singkong 2021 diadakan dalam rangka mempopulerkan singkong sebagai pangan alternatif di masa depan Indonesia sejalan dengan Program Utama Pembangunan Pertanian Mendukung Ketahanan Pangan dan Daya Saing Produk yaitu Cara Bertindak Kedua “Diversifikasi Pangan Lokal”.
Selain itu, hal ini merupakan salah satu langkah konkret kelanjutan dari penandatanganan MOU antara Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan dan grup perhotelan Accor waktu lalu.
Garth Simmons, CEO Accor Southeast Asia, Japan and South Korea mengungkapkan, “Kami menyambut baik kegiatan ini dan merasa bangga karena dapat memberikan berkontribusi bagi program pemerintah Indonesia,“ ujarnya.
Lebih lanjut Simmons menyampaikan, “Selain itu kami merasa bangga dapat mendukung komunitas di manapun hotel-hotel kami beroperasi, salah satunya adalah para pelaku UMKM. Menu-menu pilihan yang terbuat dari bahan-bahan lokal seperti singkong tentu memperkaya pengalaman bersantap para tamu kami, dan tim kuliner kami sangat antusias dengan hal ini.”
Adi Satria Senior Vice President Operations & Government Relations Accor Indonesia dan Malaysia menyampaikan, “Kami sangat bangga dan merasa terhormat karena grup Accor kembali dapat ikut berkontribusi dalam berbagai program dan kegiatan pemerintah salah satunya pada hari ini melalui kolaborsi dengan Kementerian Pertanian dan Masyarakat Singkong Indonesia,” paparnya.
Accor grup sendiri adalah grup perhotelan yang telah hadir hampir 30 tahun di Indonesia yang mempunyai sekitar 140 hotel dari brand ekonomi sampai luxury yang tersebar dari 30 destinasi di Indonesia.
“Jadi hari ini Fiesta Singkong di Yogjakarta dan selanjutnya ada di kota kota lainnya. Kami siap untuk mengadopsi menu sehat karena singkong sendiri adalah rendah gula dan kami punya menu khusus. Yang akan kami kembangkan terus menu-menu yang berbahan singkong ke seluruh Indonesia, karena kami sangat concern dengan tamu-tamu kami,” jelasnya.
Accor berkomitmen untuk mendukung gerakan nasional bangga buatan Indonesia. Dengan menggunakan bahan-bahan singkong ini hotel-hotel grup Accor ini mengurangi impor produk tepung.
Acara dikemas dalam rangkaian kegiatan di antaranya; penandatanganan PKS oleh tujuh hotel Accor di wilayah Yogyakarta (The Phoenix Hotel Yogyakarta – MGallery Collection, Grand Mercure dan ibis Yogyakarta Adisucipto, Novotel Suites Yogyakarta Malioboro, Novotel Yogyakarta, ibis Yogyakarta Malioboro, dan ibis Styles Yogyakarta) dengan para pelaku UMKM pemasok bahan singkong, deklarasi dukungan bersama, pengukuhan Kampung Singkong Salatiga, cooking show, talk show, pameran dan lainnya.
Acara makin menarik dengan tampilan cooking show persembahan para chef tim kuliner dari tujuh hotel Accor di Yogyakarta dan kehadiran chef tamu spesial, Chef Vindex Tengker. Menu-menu olahan dari singkong ataupun berbahan dasar singkong yang dipasok oleh mitra UMKM disuguhkan di sesi ini.
The Phoenix Hotel Yogyakarta – MGallery Collection menginterpretasi makanan abad 8 dan 9 Masehi dari relief candi dan prasasti yang ada di Yogyakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur dengan menyajikan dua kuliner yaitu Wyu Ron dan Dwadual dan mengganti bahan utama beras menjadi singkong.
Grand Mercure dan ibis Yogyakarta Adisucipto menghadirkan makanan dari Mataram kuno dan Majapahit yakni Tambul dan minuman Dawet. Novotel Suites Yogyakarta Malioboro memperkenalkan tiga kreasi menu baru berbahan dasar singkong, yaitu Dendeng Age, Blebet Pitik Gecok Genem, dan Bendul Telo. Novotel Yogyakarta menampilkan dua menu spesial yaitu Sup Bola Singkong dan Singkong Patty Burger.
Ibis Yogyakarta Malioboro bermitra dengan pengrajin mie lethek; mie khas Yogyakarta berbahan dasar singkong, Mie Cap Dokar dan menghadirkannya di menu sarapan hotel. Ibis Styles Yogyakarta menghadirkan kue tradisional seperti Lemet, Tiwul juga mie singkong yang digunakan sebagai bahan pembuatan berbagai olahan mie seperti mie ayam.