Banyak metode manajemen waktu yang dapat dilakukan untuk membantu meningkatkan fokus dan produktivitas.
Misalnya dengan berkomitmen hanya mengerjakan satu tugas dalam satu kurun waktu yang singkat seperti 20–25 menit, beristirahat selama 5 menit, melanjutkan lagi tugas tersebut jika belum selesai selama 20 menit berikutnya, dilanjutkan dengan istirahat lagi selama 5 menit.
Siklus ini dapat dilakukan selama beberapa kali, dan mengambil jeda istirahat yang lebih panjang setelah melakukan beberapa siklus. Misalnya, beristirahat selama 20 menit setelah 4 siklus penuh.
Dengan demikian, kita akan bekerja dengan lebih cepat karena waktu yang terbatas, tapi tidak sampai merasa jenuh karena berfokus pada suatu hal untuk waktu yang terlalu panjang.
Michelle Anne, ahli dalam neuro coaching, menyarankan menggunakan pernapasan sebagai medium untuk membantu menenangkan pikiran. Ini memicu respons relaksasi dan mengubah perspektif kita.
Memfokuskan perhatian kita secara sengaja membantu membangun jaringan saraf ke tingkat kesadaran atau pemikiran mendalam yang lebih tinggi. Fokus bukan sekadar keterampilan. Ini harus menjadi kebiasaan yang dibangun dengan berlatih setiap hari.
Dalam dunia kerja, fokus tidak hanya berkaitan dengan penyelesaian tugas, tetapi juga tentang menciptakan nilai. Apakah Anda yakin bahwa karyawan tahu apa fokus perusahaan, sebagaimana yang diinginkan oleh pimpinan perusahaan? Bila tidak, bagaimana kita dapat mengharapkan seluruh karyawan bergerak ke arah yang sama?
Perusahaan seperti YouTube dan Instagram sukses karena mereka fokus pada satu hal dan melakukannya dengan obsesif.
Seperti kata Michelangelo, “Patung ini sudah selesai dibuat di dalam balok marmer. Saya hanya perlu memahat bahan yang tidak perlu.” Fokus adalah seni untuk menghilangkan gangguan dan menciptakan mahakarya hidup kita.
Dalam dunia yang penuh gangguan, fokus adalah kekuatan super kita.
EXPERD, HR Consultant/Konsultan SDM
Diterbitkan di Harian Kompas Karier 28 Desember 2024