Home Feature Reviews Gamelan Indonesia untuk Dunia

Gamelan Indonesia untuk Dunia

0
Gamelan Indonesia untuk Dunia

Menteri Luar Negeri diwakili oleh Staf Ahli Bidang Sosial Budaya dan Pemberdayaan Masyarakat Indonesia di Luar Negeri, Siti Nugraha Mauludiah menyerahkan secara resmi sertifikat gamelan sebagai warisan budaya takbenda dari UNESCO kepada Direktur Preservasi Arsip Nasional RI (ANRI), Drs. Agus Santoso, M.Hum., dan Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek RI, Ir. Suharti, M.A., Ph.D. di halaman Balai Kota Surakarta, Jumat malam di tengah konser Mahambara Gamelan Nusantara: “Gamelan Indonesia untuk Dunia” sebagai momen istimewa perayaan pencapaian bersejerah ini.

Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek RI, Ir. Suharti, M.A., Ph.D., kemudian menyerahkan salinan sertifikat gamelan sebagai warisan budaya takbenda UNESCO kepada 14 pemerintah provinsi (Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Barat, Bali, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Lampung, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur), Institute Seni Surakarta dan keluarga maestro gamelan (alm) Rahayu Supanggah serta Prof. Made Bandem sebagai pihak-pihak yang dianggap berjasa dalam proses pengusulan gamelan sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO.

Pentas Mahambara Gamelan Nusantara: “Gamelan Indonesia untuk Dunia” yang begitu megah, apik dan memesona ditampilkan menjadi tema peristiwa selebrasi penyerahan sertifikat gamelan sebagai warisan budaya takbenda UNESCO yang menampilkan tiga pementasan gamelan, yaitu; penampilan dari Kinarya Budaya, kelompok gamelan yang terdiri dari pejabat dan pegawai Kemendikbudristek, lalu konser penghormatan, Tribute to Rahayu Supanggah menampilkan 3 komposisi istimewa yaitu Tembang Suwuk, Gendhing Eskargo dan Gending Jo Dirasake.

Pementasan pamungkas menampilkan konser Paramagangsa yang menghadirkan aneka permainan gamelan gaya: Surakarta, Yogyakarta, Bali, Sunda, Banyuwangi, Blora, Banyumas dan Kutai Kartanegara, serta diperkaya dengan sajian musik dari Minang dan Makassar dari 200 seniman yang mewakili berbagai gaya musik dan tampil berdurasi total sepanjang 42 menit.

Masyarakat kota Solo dan sekitarnya terlihat begitu antusias dan memberikan apresiasi atas keseluruhan penampilan yang dihadirkan dalam konser Paramagangsa pada Jumat malam di halaman Balai Kota Surakarta.

Ini merupakan kerja gotong royong dari berbagai pihak sehingga gamelan bisa mendapatkan pengakuan membanggakan ini.

Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan, Kemendikbudristek RI, Dr. Restu Gunawan, M.Hum., menyampaikan terima kasih kepada Walikota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka yang telah mengijinkan tempat ini sebagai penyerahan sertifikat gamelan sebagai warisan budaya dunia takbenda. “Ini merupakan kerja gotong royong dari berbagai pihak sehingga gamelan bisa mendapatkan pengakuan membanggakan ini,” katanya.

“Bukan hanya ditetapkan, intinya ayo kita bersama kembangkan, kita manfaatkan gamelan yang memiliki nilai seni budaya tinggi. Semoga anak-anak muda kita bisa terus belajar gamelan. Karena dengan kesenian itu kita bersama bisa membangun toleransi, kebersamaan, gotong royong, dan lain-lain.”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here