Pertama, agendakan waktu untuk membina hubungan. Banyak di antara kita yang segera memutuskan percakapan setelah “Zoom” usai. Padahal, dalam komunikasi informal seperti ini pemimpin dapat memperdalam self-awareness, meningkatkan engagement, dan trust dengan anak buah.
Kedua, menetapkan sasaran dengan lebih jelas, transparan dan detail. Mengingat dalam hubungan jarak jauh ini kita memang mengalami kendala dalam memantau anak buah kita, sasaran kerja menjadi salah satu indikator yang penting untuk diterapkan. Pecahkan sasaran-sasaran yang terlalu tinggi ke dalam sasaran-sasaran kecil sehingga dapat dipantau lebih intensif.
Ketiga, jangan lupakan manfaat komunikasi tertulis. Dalam bekerja secara remote ini, sinyal memang menjadi kunci utama. Namun, kondisinya seringkali tidak dapat dipastikan. Ada kalanya di tengah-tengah rapat sinyal menghilang dan bisa jadi rapat terus berlangsung tanpa kehadiran 1-2 orang tersebut.
Oleh karena itu, upayakan selalu ada notulen rapat sehingga semua orang memiliki informasi yang sama. Ingat juga untuk menindaklanjutinya pada rapat berikutnya agar proses kemajuan benar-benar terpantau.
Keempat, kreatif adakan acara teambuilding secara virtual. Walaupun mungkin tidak semenarik biasanya, tetapi proses pengadaannya saja bisa jadi sudah membawa aura positif pada tim.
Kelima, tampilkan wajah kita yang membawa semangat positif di depan kamera dalam rapat-rapat online. Bawahan membaca suasana hati kita dan suasana hati kita dijadikan barometer suasana seluruh divisi atau perusahaan. Di sinilah perlunya kontrol emosi kita.
Kita perlu ingat bahwa keadaan pandemi ini bukan keadaan darurat lagi. Kondisi ini adalah kondisi yang normal sekarang. Tim kita adalah investasi kita. Jadi kita perlu 100 persen all out bila ingin menjadikan tim kita yang terbaik dengan kepemimpinan atau manajemen kita.
EXPERD, HR Consultant/Konsultan SDM
Diterbitkan di Harian Kompas Karier 12 Februari 2022