Pada zaman ini, pemimpin yang bisa mempertebal daya pengaruhnya dan mampu mendapatkan buy in dari para pengikutnya sampai mereka rela untuk going extra miles mewujudkan visinya, itulah yang akan menjadi lebih efektif.
Tidak hanya memengaruhi anak buah dalam organisasi, tetapi juga bagaimana pemimpin dapat memengaruhi para pelanggan sampai juga para partner bisnisnya. Seorang pemimpin perlu mengembangkan network of partnerships-nya.
Keterampilan menebarkan pengaruh ini juga perlu disebarluaskan kepada para bawahannya sehingga ada distribusi pengaruh yang semakin kuat dalam lingkungan yang dipimpinnya.
Kesuksesan manuver ini tentunya dipengaruhi adanya rasa saling menghargai dan percaya di seluruh organisasi. Kaliber engagement seperti ini mensyaratkan empati yang jauh lebih dalam dan keterampilan komunikasi yang piawai.
Hubungan dengan para stakeholder juga harus diperbaiki kualitasnya agar dapat mencapai tingkat integritas yang premium.
Untuk mencapai hal ini, seorang pemimpin harus menunjukkan sikap inklusifnya kepada setiap individu, baik di dalam maupun luar organisasi yang memiliki beragam latar belakang, budaya maupun harapan. Ia harus dapat menunjukkan apresiasi kepada kontribusi setiap individu yang berdampak bagi organisasi.
Kedua, pemimpin perlu lebih jeli untuk memahami data-data yang dibutuhkan dalam proses pengambilan keputusan. Dengan keterbukaan informasi saat ini, kita perlu cakap memilah informasi yang relevan dengan yang dapat mengakibatkan distorsi dalam proses pengambilan keputusan.
Pemimpin memang dituntut untuk dapat mempertimbangkan kepentingan berbagai pihak yang terlibat dan dapat mengambil keputusan yang etis, tepat sasaran, dan tetap menunjukkan kepekaan empatinya.
Saat ini, salah langkah dapat berarti menimbulkan kehebohan di media sosial. Kita tahu betapa besarnya kekuatan netizen yang bahkan bisa mengguncangkan institusi-institusi negara. Meski demikian, pemimpin tetap perlu menjaga integritasnya agar tidak terjebak sekadar mengambil keputusan yang populer saja.
Ketiga, seorang pemimpin perlu meningkatkan kemampuannya dalam melihat secara “big picture”. Bisa saja kita merasa, selama ini sudah mempunyai kapasitas persepsi yang luas.
Namun tanpa kita sadari, “big picture” pun ternyata tidak kebal dari perubahan. Kanvas peta ekosistem perusahaan dapat berubah mengikuti perkembangan zaman.