- Converse Indonesia Lanjut Bersihkan Udara Jakarta, Jadi Bagian Kampanye Global City Forest, Melalui Sustainable Street Art
- Jakarta Masih Jadi Kota Lokasi Kampanye Converse City Forest dengan Menanam 250 Pohon Lewat Melukis Mural di Dua Lokasi Berbeda Secara Bersamaan
Converse Indonesia kembali melanjutkan Kampanye Bersihkan Udara melalui kegiatan Converse City Forest, yang merupakan kegiatan street art melukis mural. Kegiatan ini menggabungkan seni jalanan dengan kepedulian anak muda terhadap lingkungan.
Dengan mengusung tema Break Barriers–Racial Equality, kegiatan mural ke-2 kali ini dilaksanakan di 2 lokasi berbeda. Area pertama berlokasi di daerah Fatmawati (Jakarta Selatan) dan kedua di Joglo (Jakarta Barat). Converse berkolaborasi dengan seniman lokal ternama Wormo dan Fivust, serta beberapa anggota All Stars.
Mural dengan desain unik yang bertuliskan “Berat Sama Dipikul, Ringan Sama Dijinjing”, merupakan sebuah pesan kuat yang ingin disampaikan kepada seluruh masyarakat khususnya anak muda mengenai keberagaman Indonesia serta kewajiban untuk bersatu dan bersama menjaga lingkungan hidup.
Pesan ini begitu terasa maknanya bila melihat secara langsung karya seni mural tersebut di 2 lokasi yang berbeda, karena bila digabung menjadi satu karya utuh yang saling melengkapi.
Mural kali ini menggunakan bahan cat Grephenstone, yang memanfaatkan bahan dasar alami dengan kandungan nabati atau mineral seperti batu kapur, silikat, resin, pati, minyak biji rami, jeruk dan lilin.
Cat ekologis dan alami dari Graphenstone tidak menghasilkan limbah yang berbahaya bagi lingkungan, karena menggunakan “bahan kimia lembut”, biodegradable, dan ramah lingkungan.
“Saya sangat senang bisa menjadi bagian dari proyek ini. Kita tidak hanya melukis seni yang indah, tetapi juga membantu membersihkan lingkungan dari polusi udara yang berbahaya,” kata Wormo.
“Mural ini juga menyampaikan pesan khusus tentang keberagaman di Indonesia, yakni perbedaan dapat menciptakan sesuatu yang indah dan selaras,” tambah Fivust.
Kampanye yang digagas pertama kali pada Desember 2020 ini adalah kolaborasi Converse Indonesia dengan 2 orang seniman lokal ternama Olderplus dan Blesmokie di kegiatan Kampanye Bersihkan Udara, Converse City Forest.
Di lokasi pertama, yaitu di tembok luar Institut Prancis Indonesia (IFI) yang berlokasi di Jalan M.H. Thamrin, tema lukisan mural yang diangkat adalah Create Together for Tomorrow berfokus pada kelestarian lingkungan hidup dengan tetap merepresentasikan ciri khas dan budaya masyarakat Indonesia.
Kampanye City Forest digagas di 14 kota di dunia, termasuk antara lain Jakarta (Indonesia), Sao Paulo (Brazil), Manila (Filipina), Bangkok (Thailand), Sydney (Australia) dan masih banyak kota lainnya.
Converse secara aktif mencari cara untuk menjaga momentum terus berjalan, menggandeng seniman lokal di berbagai penjuru Indonesia, dan dunia, untuk mendukung misinya menciptakan udara segar di berbagai kota. Hingga saat ini, sudah 5,559 pohon yang “ditanam” melalui Kampanye Converse City Forest.
Untuk mencari tahu lebih jauh tentang kampanye Converse City Forest, kunjungi conversecityforests.com
Tentang Artis
Wormo
Mengapa Wormo? Mungkin sudah terlalu sering Aram Kaleva mendengar pertanyaan serupa tentang karakter dan nama alias yang dipilihnya. Namun seaneh namanya Wormo, karakter cacingnya berhasil menghuni tembok Jakarta yang monoton dan membuatnya lebih berwarna dengan gerakan “Cacing Beton”.
Coretannya terus berkembang dengan berbagai bentuk dan gaya, tetapi kebanyakan dengan bentuk cair organik dan warna-warna cerah.
Fivust
Fivust adalah seniman visual. Ia memulai dengan membuat komik dan ilustrasi di awal karirnya. Dia kemudian mulai memasuki dunia grafiti pada tahun 2012, memilih alien sebagai karakternya.
Dia memilih alien untuk beresonansi dengan perasaannya saat itu. Alien adalah contoh yang sempurna untuk menggambarkan keahliannya dalam membaur dan berkomunikasi dengan lingkungan yang tidak dikenalnya. Dia juga ingin menyoroti kemampuan alien untuk berubah bentuk, mengikuti sifat lingkungannya.
Tentang Converse
Converse Inc., yang berkantor pusat di Boston, Massachusetts, adalah anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya oleh NIKE, Inc. Didirikan pada 1908 sebagai perusahaan sepatu karet yang mengkhususkan diri pada sepatu karet. Tak lama kemudian, bahan baku karet yang sama digunakan dalam pembuatan manufakturing sepatu tenis.
Di tahun 1920, perusahaan memproduksi sepatu basket pertama yang terbuat dari kanvas, dinamakan “All Star”, untuk bola yang terkubur di lapangan.
Saat ini, Converse dijual secara global di lebih dari 160 negara, dan telah menaklukkan warisan yang kaya dari alas kaki legendaris seperti Chuck Taylor All Star, Jack Purcell, Cons dan Chuck Taylor All Star II yang telah hadir di beberapa momen dalam sejarah, membuat musik, seni urban, dan skateboard di jalanan dunia, selain dianggap sebagai ikon mode dan sahabat hari kerja.
Setiap lini yang dikembangkan oleh Converse memiliki identitas, gaya dan kustomisasi yang membuatnya menjadi merek yang tidak membatasi penggemarnya.