Pandemi Covid-19 yang telah berlangsung hampir dua tahun, benar-benar memukul kehidupan bisnis dan ekonomi Indonesia, termasuk pengusaha di level UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) di berbagai jenis usaha. Banyak pelaku UMKM yang tidak sekadar menurun omzet usahanya, tetapi bahkan yang minus hingga menghentikan operasional usaha.
”Satu-satunya solusi untuk bertahan bagi kalangan UMKM di masa pandemi hanyalah terus berjuang meningkatkan omzet penjualan, utamanya dengan menggenjot penjualan lewat online dengan segala daya,” ujar Burhan Abe, jurnalis senior yang lama menekuni dunia digital saat berbicara dalam webinar literasi digital yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk warga Kabupaten Semarang, 24 Juni lalu.
Pentingnya kecakapan literasi digital buat kalangan UMKM sebenarnya sudah lama menjadi concern pemerintah. Termasuk dalam mendukung para pelaku UMKM agar survive di masa pandemi.
”Terkait itu, pemerintah menargetkan dari 64 juta UMKM yang diperkirakan ada sampai 2023, 30 juta di antaranya sudah go digital. Sepanjang tahun 2020, baru ada 8 juta UMKM yang go digital. Lalu naik lagi pada awal 2021 sebanyak 3,7 juta, sehingga saat ini baru ada 11,7 juta UMKM yang go digital,” papar Abe.
Keberpihakan pemerintah pada UMKM sangat mendesak dan tak bisa ditawar. Abe mencontohkan fenomena di China. AliExpress, salah satu unit usaha Alibaba Group yang dikenal sebagai konglomerat bisnis online di China, dengan menggunakan bisnis digitalnya mampu memberdayakan ribuan UMKM setiap hari untuk mengirim beragam produk UMKM China ke 200 negara dengan beragam moda pengiriman seperti DHL, UPS, FeedEx, dan lainnya.
”Yang menarik, karena ongkirnya disubsidi oleh negara, bahkan tidak sedikit item barang yang bisa dikirim free ongkir ke berbagai negara, membuat pesanan ulang (repeat order)-nya tinggi dari 200 negara. Ujungnya, omzet usaha jadi tinggi dan tak dimungkiri, income pajak buat negara jadi lebih gede dibanding subsidinya. Ini strategi marketing bisnis online China yang perlu kita tiru,” cerita Abe lebih jauh.
Burhan Abe menambahkan, peluang meraup omzet pasar digital di Indonesia memang sangat besar. Mengutip catatan Kemendag, omzet transaksi bisnis e-commerce Indonesia dari 2020 s.d. 2021 diprediksi naik dari Rp 2.300 triliun menjadi Rp 2.400-an triliun.
”Sayangnya, masih banyak duit dari transaksi itu yang diambil asing. Pasalnya, meski selama pandemi kalangan milenial banyak belanja, tapi yang dibeli umumnya produk asing. Ini yang mesti diubah mindset-nya,” pesan Abe.
Lantas, apa yang mesti dilakukan oleh UMKM kita untuk merebut omzet dan berkembang lebih maju?