Hilman Hariwijaya

Ketika pandemi menyerbu tahun 2020, Hilman adalah yang pertamakali tumbang dan masuk rumah sakit. Gustin setiap hari memberi perkembangan Hilman melalui chat dan alhamdulillah dia segera sembuh. Kami bertiga masih saling berkabar lewat chat atau vidcall dengan harapan pandemi segera bisa diatasi dan bisa reuni kembali.

Setahun kemudian, ketika pandemi mengamuk, Hilman menelpon saya, memberitahu Gustin masuk RS. Giliran kami berdua yang cemas dan bersama-sama berduka panjang, karena pasangan Gustin dan suaminya wafat dalam waktu yang dekat.

Tahun 2021 menjadi tahun yang gelap karena begitu banyak kawan dan keluarga yang berjatuhan, entah karena covid atau penyakit lainnya. Ketika ibu saya wafat dua minggu setelah kepergian Gustin, Hilman segera mengirim pesan yang membuat saya sulit untuk tidak berderai air mata: “Mbak, saya ingat tante Willy yang sangat hidup. Semoga beliau menuju Surga. Kalau mbak sudah siap, saya akan menemani ngobrol atau kita makan siang ya.”

Betapa kawan yang baik. Dan tidak bisa tidak, Lupus memang alter-ego Hilman. 

Tanggal 22 Februari lalu, tiba-tiba saja Hilman mengirim pesan agar saya mendoakannya. Dia di RS karena livernya bermasalah (dia menjelaskan panjang lebar teknisnya) dan sekaligus ‘melaporkan’ dia sedang membaca kembali “Laut Bercerita”. Dia mengirim fotonya di atas tempat tidur RS , berpose dengan novelnya.

Astaga. Saya menyampaikan agar dia tak perlu membaca (lagi) novel depresif itu dan saya bertanya tindak apa saja yang harus dilakukan untuk mengatasi sakitnya. 

Pagi ini, saya menerima berita itu, dan merasa seperti dihantam waktu. Memang benar, Hilman sampai berkali-kali menyampaikan “doakan saya mbak” yang saya balas dengan “pasti, saya selalu mendoakan kamu , Hilman,” saya menganggap itu sebuah optimisme yang harus saya rawat, bukan sebuah ucapan pamit.

Usia kita dipatahkan oleh batas waktu yang tak mengenal negosiasi. Di usianya yang ke 58, Hilman telah memberikan kenangan yang menyenangkan bagi remaja tahun 1980-an, sosok Lupus yang dianggap realistik, “relate” dan tentu saja ada serangkaian kebandelan yang wajar.

Hilman, selamat jalan sahabat. Begitu bergabung dengan kawan-kawan kita, Gustin, mas Wendo, Gusur, Alex Komang, sampaikan pada mereka kami rindu.

Sumber: Hilman Hariwijaya

Panduan Langkah Demi Langkah untuk Memulai Bisnis di Bali bagi Ekspatriat

Bali, dengan budayanya yang kaya dan ekonominya yang berkembang, telah menjadi tujuan utama bagi...

evomab Kenalkan Era Baru Smart Home Living di Showroom Homestory IDD PIK

Indonesia Design District (IDD) Pantai Indah Kapuk 2 (PIK2) resmi dibuka pada 18 September...

Scavenger Haunt: Event Kreatif Mahasiswa Public Relations BINUS @Malang Sambut Binusian 28

Mahasiswa jurusan Public Relations universitas BINUS @Malang baru-baru ini mengadakan event Pre-Welcoming Binusian 28 yang berkolaborasi...

- A word from our sponsor -

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here