Humor di Tempat Kerja

Humor yang tepat

Ada individu yang dari lahir berbakat jenaka, tapi tentunya ada juga yang tidak. Ada yang bisa menyelipkan humor mengenai kehidupan sehari-hari dalam pidato dan presentasinya, ada yang hanya berfokus pada data-data yang dimiliki dan menggarap presentasinya dengan serius.

Secara teoritis, humor adalah kemampuan untuk mengekspresikan atau memahami apa yang lucu, dan merupakan sarana untuk mengatasi situasi sulit atau canggung maupun peristiwa yang membuat stres. Ketika bisa menertawakan diri sendiri, kita sebenarnya lebih membuka benteng pribadi dan menampilkan sisi riang diri kita sebagai individu.

Meski demikian, humor juga bisa berisiko. Penggunaan humor yang salah dapat memberikan dampak yang besar. Canda tawa yang sering menyasar individu lain sebagai bahan olokan tanpa disengaja dapat menyakitkan hati yang bersangkutan.

Para peneliti dari University of Western Ontario mendeskripsikan bahwa humor dapat dikelompokkan dalam dua kategori, yaitu positif dan negatif.

Humor yang positif tidak menyasar individu tertentu sebagai obyek humornya. Pencerita bisa saja menggunakan dirinya sendiri sebagai obyek humor ketika menceritakan pengalaman tidak enak yang dialaminya, tetapi dengan menonjolkan sisi positif dari pengalaman tersebut yang mungkin tidak terpikirkan oleh orang lain.

Selain itu, bisa saja ia menertawakan kebodohannya sendiri. When you are the first to laugh at yourself, everyone else laughs with you, not at you.  Hal ini bahkan bisa membantu individu untuk mengurangi kecemasan yang dimilikinya dari situasi yang tidak enak tersebut. 

Sementara itu, humor yang negatif menjadikan individu lain sebagai obyek humornya. Hal ini mungkin dapat membuat individu tersebut merasa dilecehkan dan pendengar pun kehilangan respek terhadap pembicara. Bisa juga ketika pembicara melontarkan humor yang “sepertinya” menertawakan dirinya sendiri, tetapi sebenarnya bertujuan agar orang lain melihat kebalikannya.

Selera humor yang baik membutuhkan kreativitas yang memungkinkan kita melihat sesuatu dari sisi yang berbeda, sudut yang berbeda, dan dengan cara yang berbeda. Ada hubungan yang pasti antara humor dan kreativitas karena tidak mungkin kita dapat memahami kehalusan sebuah humor tanpa tingkat kecerdasan yang memadai.

Ada perbedaan besar antara menjadi seorang pelawak dengan selera humor. Bersikap lucu memiliki risiko menjadi sinis, sarkastik, dan terkadang juga jahat. Selera humor di sisi lain merupakan aspek penting dari kepribadian seseorang yang menunjukkan kebesaran hatinya.

Umana Bali, LXR Rayakan Ulang Tahun Pertama dengan Perayaan Spesial Selama 3 Hari

Umana Bali, properti dari LXR Hotels & Resorts, baru saja merayakan ulang tahun pertamanya...

89% Generasi Milenial dan Gen Z Optimis pada Masa Depan

Meskipun Keduanya Mengkhawatirkan Pekerjaan, Pendidikan, dan KesehatanDi Indonesia, ketika berbicara terkait masa depan Generasi...

Kenalkan AI dalam Strategi Digital Marketing, MAXY Academy Gelar Webinar SEO dengan AI Gratis

Surabaya, 18 November 2024 – "SEO bukan hanya soal kata kunci, tetapi bagaimana kita...

- A word from our sponsor -

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here