Kita harus ingat bahwa modal terkuat untuk menginspirasi adalah diri sendiri. Pemimpin yang menginspirasi menjadikan dirinya, kisah hidupnya sebagai modal utama. “Vulnerability, humor, and humility allows audiences to see you as human and thus be inspired by you.”
Apa yang melatarbelakangi sampai kita memiliki komitmen tinggi terhadap tujuan yang kita canangkan? Bagaimana perjuangan yang kita lakukan untuk berusaha mewujudkannya? Kemiripan kisah jatuh bangun yang dialami hingga lesson learned yang didapatkan akan membuat pengikut merasa memiliki “hubungan” yang kuat dengan pemimpinnya ini, karena menampilkan sisi manusiawi pemimpin.
Banyak pemimpin yang tidak bisa didekati karena tampak sibuk atau terlalu pintar sehingga kesenjangan dengan pengikut terlalu besar. Pemimpin seperti ini sulit menginspirasi pengikutnya.
Dengan menunjukkan bagaimana seorang pemimpin memperbaiki dirinya, meminta maaf atas kesalahannya, dapat membuat bawahan lebih mengenal pemimpinnya.
Pemimpin yang menginspirasi justru tidak menyombongkan diri bahwa ia lebih baik dari yang lain. Yvon Chouinard, pemilik dan pendiri perusahaan pakaian pendaki gunung Patagonia, membiasakan diri makan di kantin karyawan dan membayar seperti layaknya karyawan biasa.
Ia menunjukkan bahwa ia tidak berbeda dari yang lain. Satu-satunya perbedaan adalah keyakinannya terhadap nilai yang dijunjungnya. Hal ini kemudian dipanut pengikutnya. Bahkan cerita tentang dirinya pun menyebar ke seluruh dunia.
Setiap orang memiliki kisah hidupnya sendiri. Yang perlu dilakukan adalah bagaimana kita menelaah dan mengolah autentisitas kehidupan kita hingga menjadi kisah yang dapat menumbuhkan empati orang lain hingga menyentuh mereka untuk berubah. Berikut beberapa hal yang dapat kita cermati.
Pertama, memastikan apakah sosok diri kita memang pantas menjadi inspirasi dan ditiru orang lain. Karakter-karakter positif apa yang dimiliki sehingga kita pantas menjadi sosok yang inspiratif? Cara hidup Mahatma Gandhi yang sederhana, komitmen, dan disiplin tingginya menjadikan Gandhi benar-benar menginspirasi para pengikutnya.
Dalam suatu perjalanan dengan kereta ke Darjeeling, gerbong yang dinaiki Gandhi terputus dari mesinnya sehingga gerbong itu bergerak mundur. Semua orang di gerbong panik, sementara Gandhi yang saat itu sedang mendiktekan tulisan kepada asistennya tetap tidak teralihkan perhatiannya.